Mataram NTB – Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Hal ini juga berlaku di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya Pulau Lombok.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Kurtubi, tokoh nasional asal NTB yang juga merupakan calon legislatif DPR RI dari Partai Nasdem, dalam kuliah umum di Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram, Jumat (5/1).
Dalam kuliah umum tersebut, Kurtubi memaparkan bahwa kebutuhan berwisata masyarakat dunia maupun Indonesia akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita.
“Saat ini dengan pendapatan per kapita negara kita sebesar USD 4.000, jauh di bawah Malaysia, Thailand, Brunei, Singapura, RRT, Australia, dan lain-lain, bahkan jumlah masyarakat yang berwisata masih relatif kecil,” kata Kurtubi.
Oleh karena itu, kata Kurtubi, pengembangan pariwisata di Lombok perlu didesain dengan baik guna menarik minat wisatawan mancanegara. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperbanyak objek wisata baru.
“Objek tujuan wisata yang baru, juga harus diperbanyak di Lombok. Karena potensi pengembangan objek wisata yang baru sangatlah besar,” ujar Kurtubi.
Mengingat keindahan Pulau Lombok yang luar biasa, baik keindahan berbasis pegunungan dengan Gunung Rinjani sebagai ikonnya, maupun keindahan berbasis pantai, potensi pengembangan objek wisata baru di Lombok sangat besar.
Selain itu, Kurtubi juga mendukung rencana pembangunan kereta gantung di kawasan Gunung Rinjani dan Segare Anak. Menurutnya, kereta gantung tersebut dapat menjadi ikon baru pariwisata Lombok sebagai tujuan wisata kelas dunia.
“Selain itu, saya juga mendukung perlunya membangun Jalan Raya Keliling Pulau Lombok atas biaya APBN. Hal ini untuk mempeluas jangkauan objek wisata baru ke seluruh pantai di Pulau Lombok dan sekaligus memperlancar gerak dan roda ekonomi masyarakat Lombok,” kata Kurtubi.
Lombok sebagai daerah tujuan wisata kelas dunia juga membutuhkan udara bersih dan listrik yang menyala non stop 24 jam penuh. Namun, hingga kini Lombok masih sering mengalami pemadaman listrik.
Oleh karena itu, Kurtubi menilai perlu segera dibangun pembangkit listrik bersih non intermitten, bebas emisi karbon, NOx, SOx, dan bebas debu serta dengan biaya produksi listrik (levelized cost of electricity) yang lebih murah.
“Saatnya daerah wisata dan daerah industri di NTB disediakan dengan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN),” tegas Kurtubi.