MATARAM-Perayaan ulang tahun Gubernur NTB Periode 2018-2023 Dr. H Zulkieflimansyah yang diinisiasi Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 berlangsung dengan meriah, hangat, dan penuh rasa hormat meskioun tanpa kehadiran Bang Zul.
Perayaan tersebut berlangsung pada Ahad (18/5/2025) di Tuwa Kawa Coffe and Roastery, sejak pukul 20.00 Wita. Sebanyak 75 tokoh hadir dalam perayaan Hari Jadi Gubernur NTB yang dikenal dengan sapaan karib Bang Zul tersebut. Mereka dari kalangan aktivis senior NTB, Tokoh Aktivis Jakarta, anggota DPRD di tingkat provinsi maupun kabupaten, para akademisi, pimpinan Ormas, dan juga seniman dan budayawan. Acara dipandu oleh Abdul Majid dan Ridha Andi Patiroi.
”Kami mendedikasikan hari ini, untuk sosok yang selalu ada di hati kita semua” kata Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto.
Perayaan diawali dengan lantunan doa dipimpin oleh Fihiruddin , Admin Pojok NTB. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan penggagas acara, dan testimoni dari para pentolan aktivis, tokoh politik, dan para akademisi yang hadir.
Hendra Kusumah, Ketua Panitia Perayaan Ultah dengan tema ”Rindu Bang Zul” ini mengemukakan, perayaan tersebut memang sengaja dikemas santai. Atas nama Mi6, Hendra menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih yang tinggi, mengingat figur-figur yang hadir dalam perayaan tersebut, berasal dari berbagai elemen.
”Ini menandakan, politik itu sementara. Persahabatan adalah selamanya,” kata pendiri Mi6 tersebut.
Setelah sambutan dari Hendra, d kemudian meluncur deras berbagai testimoni dari tokoh-tokoh yang hadir.
*Ketua Himalo Jakarta, Karman BM*
Karman BM, Ketua Himalo Jakarta, mengawali testimoni tersebut. Aktivis NTB yang lama berkarier di Jakarta ini mengemukakan, masyarakat NTB menyayangi dan merindukan Bang Zul.
”Saya meyakini Bang Zul itu adalah mutiara. Karena itu, di manapun Bang Zul berada, beliau akan tetap berkilau dan bersinar,” ucap Karman.
*Aktivis Senior Hasan Masat*
Ketua Lesa Demarkasi Hasan Masat, aktivis, politisi, dan pentolan NGO di Bumi Gora menegaskan, Bang Zul adalah sosok pemimpin daerah yang membuka akses komunikasi begitu luar biasa. Lima tahun memimpin NTB, Bang Zul sungguh begitu mudah untuk dihubungi. Bahkan oleh siapa saja.
Hasan bertutur, Bang Zul, manakala memiliki buah pemikiran, maka pada saat yang sama, akan langsung berkirim pesan paling sedikit kepada 25 orang untuk menyampaikan buah pikiran dan gagasannya. Bak pesan berantai, pesan Bang Zul itu kemudian akan menyebar ke banyak pihak.
Sebagai pemimpin daerah, Bang Zul kata Hasan tidak berkutat dengan hal-hal yang seremoni. Semisal peletakan batu pertama untuk proyek. Namun, Bang Zul disebutnya menyiapkan hal-hal besar bagi generasi muda NTB. Salah satu yang monumental adalah program beasiswa bagi generasi muda NTB untuk menikmati pendidikan di luar negeri.
”Jadi, hari ini kita tidak berkumpul di sini untuk mengenang kekalahan Bang Zul. Bukan itu,” kata Hasan berseloroh. Karena itu, aktivis senior NTB dari Lombok Tengah ini mengingatkan agar seluruh elemen tetap kritis terhadap kepemimpinan Gubernur Lalu Muhamad Iqbal dan Wakil Gubernur Hj Indah Dhamayanti Putri sebagai suksesor Bang Zul. Kritik yang keras. Kritik yang produktif.
*Akademisi UIN, Dr Ihsan Hamid*
Akademisi Universitas Islam Negeri Mataram Dr. Ihsan Hamid mengemukakan, perayaan ultah yang dihadiri tokoh berbagai kalangan tersebut dinilainya lebih dari sekadar ekspresi kerinduan terhadap Bang Zul.
Menurut Doktor Ilmu Politik tersebut, perayaan ultah tersebut adalah merupakan jawaban atas adanya sesuatu yang hilang di NTB saat ini. Dia misalnya menyebut, bagaimana Bang Zul hadir dengan gagasan besar untuk NTB dan mewujudkannya. Hal yang menurut Ihsan, kini menjadi sebuah kemewahan lantaran tak terdapat di era kepemimpinan daerah saat ini.












