Meskipun keterbatasan anggaran seringkali menjadi kendala, Yosef menegaskan bahwa hal tersebut tidak boleh dijadikan alasan. “Keterbatasan anggaran memang menjadi tantangan, namun demikian kita tak boleh menjadikannya sebagai alasan. Komitmen perlindungan masyarakat dari obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan harus senantiasa dilaksanakan,” pungkasnya dengan tegas.
Asisten I Setda Provinsi NTB, Fathurrahman, menyampaikan apresiasi tinggi kepada BBPOM di Mataram atas inisiasi kegiatan FGD ini. Ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang terus berkomitmen dalam menjaga keamanan obat dan makanan di NTB.
“Melalui kegiatan ini saya harap dapat terbangun sinergitas dan komitmen bersama secara nyata dari seluruh pemangku kepentingan untuk merumuskan kembali struktur keanggotaan TKPPOM Provinsi NTB tahun 2025, serta menetapkan langkah-langkah operasional dalam hal peningkatan efektivitas penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan obat dan makanan,” ujar Fathurrahman saat menutup sambutannya. Ia menambahkan bahwa upaya ini bukan hanya untuk melindungi masyarakat dari produk berisiko, tetapi juga untuk meningkatkan daya saing pelaku usaha agar dapat memproduksi produk obat dan makanan yang aman, bermutu, berkhasiat, dan bermanfaat.
Kolaborasi yang kuat antara BBPOM, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan ini menjadi kunci vital dalam memastikan keamanan pangan dan obat di NTB, sekaligus mendorong industri lokal untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing.












