“Kebijakan ini sudah diterapkan di ritel modern dan toko-toko lokal. Di dunia pendidikan, kami juga terus membina sekolah melalui program Adiwiyata untuk membentuk karakter anak-anak yang peduli terhadap lingkungan,” katanya.
Wiratmo berharap kegiatan Bhayangkari Lombok Utara dapat menjadi inspirasi bagi organisasi sosial lainnya untuk ikut berkontribusi menjaga kelestarian alam di daerah.
“Mari bersama-sama membantu pemerintah menjaga lingkungan untuk keberlangsungan hidup anak cucu kita. Gerakan seperti ini harus terus berlanjut agar kesadaran ekologis tumbuh di setiap lapisan masyarakat,” tuturnya.
Kegiatan Peduli Sampah dan Kelestarian Satwa Bhayangkari Lombok Utara di Pusuk ini tidak hanya menjadi bagian dari peringatan HKGB ke-73, tetapi juga simbol kebangkitan gerakan sosial ekologis di daerah. Di tengah ancaman kerusakan lingkungan, Bhayangkari Lombok Utara menegaskan peran perempuan sebagai motor penggerak perubahan menjaga bumi, menjaga kehidupan.












