“Rata-rata hampir seratus setiap tahun dalam dua tahun terakhir. Minggu ini saja sudah tembus angka 30 permintaan,” ungkap Akhkam sambil mencontohkan satu desa yang sudah mengirimkan surat permohonan dan masih dalam pengecekan jadwal.
Pelayanan “jemput bola” ini, menurut Akhkam, merupakan wujud komitmen Dinas Dukcapil Lombok Barat untuk memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh masyarakat, terlepas dari keterbatasan yang mereka miliki. Ia menyadari bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya adminduk masih perlu ditingkatkan.
“Jika sudah kepepet, baru sadar kalau adminduk penting. Tapi bagi kami, pelayanan harus maksimal kami berikan kapan dan di mana saja. Seperti yang dilakukan Pak Anwar, mau di rumah warga atau di rumah sakit, Anwar selalu siap. Bagi kami, ada nilai ibadah dari apa yang kami lakukan bagaimana pun kondisi yang kami hadapi,” pungkas Akhkam dengan penuh harap.
Kisah Khairil Anwar ini menjadi cerminan dedikasi seorang abdi negara yang melampaui tugas formalnya. Semangatnya dalam melayani masyarakat yang membutuhkan, tanpa memandang kesulitan dan risiko, patut diacungi jempol dan menjadi inspirasi bagi kita semua.












