EdukasiGaya HidupHiburanOpiniTerkini

Makna Diam dan Senyum dalam Puasa Ramadan Menurut Ibnu Salim

×

Makna Diam dan Senyum dalam Puasa Ramadan Menurut Ibnu Salim

Share this article

Jurnalfokus.com (Opini) – Menjaga mulut sebelum berbuka puasa, terutama di bulan Ramadan, adalah bagian penting dari ibadah kita. Pendapat Ibnu Salim tentang “diam dan senyum” memberikan pandangan yang menarik:

Diam:

Dalam konteks puasa, diam dapat diartikan sebagai upaya untuk menahan diri dari perkataan yang sia-sia, apalagi perkataan yang buruk. Hal ini sangat relevan karena puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala sesuatu yang dapat mengurangi pahala puasa, termasuk perkataan yang tidak baik.

Diam juga memberikan kesempatan untuk merenung, berzikir, atau membaca Al-Qur’an, yang semuanya merupakan amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan.

Dengan diam, kita juga menghindari perdebatan yang tidak perlu, apalagi yang bisa memicu emosi negatif.

Baca Juga :  Kemeriahan HUT ke-8 Komunitas DCAB-ID NTB di Kaki Gunung Rinjani

 

Senyum:

Senyum adalah sedekah, dan di bulan Ramadan, setiap kebaikan dilipatgandakan pahalanya.

Senyum dapat menciptakan suasana yang positif dan menenangkan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Senyum juga dapat menjadi cara untuk menyelesaikan masalah atau meredakan ketegangan, seperti yang diungkapkan Ibnu Salim.

Dengan tersenyum kita juga menunjukan bahwa walaupun kita sedang berpuasa, kita tetap memiliki energi positif dan semangat yang baik.

Secara keseluruhan, pendapat Ibnu Salim ini sangat relevan dengan semangat Ramadan, yang mengajarkan kita untuk menjaga lisan dan hati. Diam dan senyum adalah dua cara sederhana namun efektif untuk mencapai hal tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *