Jurnalfokus.com.(Opini) — Di tengah arus materialisme yang kian deras, pemikiran Abah Ibnu Salim tentang makna memberi menjadi oase yang menyejukkan. Beliau mengingatkan kita bahwa memberi tidak selalu tentang materi atau uang, tetapi juga tentang kesetiaan, kehadiran, dan yang paling utama, kepedulian yang tulus.
Pernyataan ini bukan sekadar kata-kata bijak, melainkan sebuah refleksi mendalam tentang esensi kemanusiaan. Di era di mana nilai-nilai kemanusiaan seringkali tergerus oleh individualisme, Abah Ibnu Salim mengajak kita untuk kembali pada fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan.
* Kesetiaan, Hadiah Tak Ternilai
Kesetiaan, dalam konteks ini, bukan hanya tentang loyalitas dalam hubungan personal, tetapi juga tentang komitmen terhadap nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan. Kesetiaan pada prinsip-prinsip moral akan melahirkan tindakan-tindakan yang berpihak pada kebenaran dan keadilan.
* Kehadiran, Bukti Kepedulian
Kehadiran, di sisi lain, adalah bentuk nyata dari kepedulian. Di tengah kesibukan dan hiruk-pikuk kehidupan, meluangkan waktu untuk hadir bagi orang lain adalah hadiah yang tak ternilai. Kehadiran kita bisa menjadi sumber kekuatan dan penghiburan bagi mereka yang sedang dilanda kesedihan atau kesulitan.
* Kepedulian Tulus, Esensi Pemberian
Namun, dari semua bentuk pemberian, kepedulian yang tulus adalah yang paling utama. Kepedulian yang lahir dari hati nurani, tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan imbalan. Kepedulian yang menggerakkan kita untuk membantu sesama, meringankan beban mereka, dan memberikan harapan di tengah keputusasaan.
* Lebih dari Sekadar Materi
Pemikiran Abah Ibnu Salim ini mengajak kita untuk merenungkan kembali makna pemberian. Memberi bukan hanya tentang apa yang kita berikan, tetapi juga tentang bagaimana kita memberikannya. Memberi dengan hati, dengan penuh cinta dan kepedulian, akan memberikan dampak yang jauh lebih besar daripada sekadar materi.
Di tengah dunia yang seringkali terasa dingin dan individualistis, mari kita jadikan pemikiran Abah Ibnu Salim sebagai pedoman. Mari kita tebarkan kesetiaan, hadir dengan sepenuh hati, dan berikan kepedulian yang tulus kepada sesama. Karena pada akhirnya, kebahagiaan sejati tidak terletak pada seberapa banyak yang kita miliki, tetapi pada seberapa banyak yang bisa kita berikan.