Mataram-Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat mengapresiasi dan mendorong dua kabupaten yakni Sumbawa Barat dan Sumbawa melakukan kolaborasi dengan korporasi dan masyarakat agar manfaat kekayaan alam menyejahterakan semua pihak.
Dalam Seminar membahas potensi dan strategi pemanfaatan pendapatan sektor tambang di pulau Sumbawa yang digelar di Hotel Astoria Mataram, Kamis (14/11) dan dihadiri oleh Sekretaris Daerah NTB, Drs HL Gita Ariadi, Msi, penjabat sementara (Pjs) Bupati Sumbawa, Dr Najamudin Amy, SSos, MM menekankan kolaborasi sebagai langkah maju dari kooperasi.
“Ini saatnya collaboration (kerja bersama) bukan lagi cooperation (kerjasama) agar perusahaan tetap untung, masyarakat sejahtera dan pemerintah tetap dapat melaksanakan program programnya untuk masyarakat”, tegas Doktor Najam.
Dikatakannya, selama berlangsungnya operasional tambang menjelang 2030, penguatan community development sudah berjalan sehingga pentingnya memadukan nilai nilai perusahaan tetap berjaya, pemerintah tetap berperan dan masyarakat sejahtera harus terjadi.
Sementara Pjs Bupati Sumbawa Barat, Julmansyah mengatakan, momentum kedua kabupaten duduk bersama dan serius membahas transformasi dan pengembangan sumberdaya sangat penting dengan membahas aspek kerjasama masyarakat secara sosial dan budaya, potensi ekonomi maupun isu lingkungan pasca berakhirnya tambang Batu Hijau pada 2030 dan dibukanya blok blok pertambangan baru pulau Sumbawa.
“Kami berharap kita semua dapat membangun konsesus terkait ekosistem penambangan dan kepentingan kepentingan masyarakat dan daerah”, ujarnya.
Potensi pertambangan mineral di NTB cukup besar. Dinas ESDM NTB pada 2023 mencatat kita memiliki lebih dari 222 IUP Batuan dan Bukan Logam Provinsi dengan IUP yang melaksanakan good mining practice.
Tambang Batu Hijau Sumbawa memiliki cadangan emas sebanyak 2,7 juta ton dan setidaknya ada 60 lokasi potensi mineral logam yang tersebar di 23 Kawasan Andalan (KA) di Pulau Lombok, dan 25 lokasi di Pulau Sumbawa. Di pulau Lombok tersebar di dua lokasi di Kabupaten Lombok Timur, 6 lokasi di Kabupaten Lombok Tengah dan 15 lokasi di Kabupaten Lombok Barat. Sementara di Pulau Sumbawa tersebar 11 lokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, 14 lokasi di Kabupaten Sumbawa. 5 lokasi di Kabupaten Dompu serta 7 lokasi di Kabupaten Bima.
NTB memiliki potensi mineral khususnya mineral logam yang melimpah, sehingga menimbulkan minat investasi baik dari penanam modal asing maupun dalam negeri. Wilayah pertambangan di KA Sumbawa, luasnya 564.700 Ha. Luas wilayah pertambangan tersebut 38,36 persen dari luas daratan Pulau Sumbawa.
Di wilayah tersebut terdiri atas 564.650 Ha Wilayah Usaha Pertambangan dan 50 Ha Wilayah Pertambangan Rakyat. Sedangkan untuk KA Bima terdapat 269.100 Ha untuk wilayah pertambangan, luasnya 18,28 persen dari luas daratan Pulau Sumbawa.
Di kawasan Bima ini hanya ada WUP seluas 269.100 Ha. Potensi mineral logam di NTB yang di minati investor yakni emas (Au), perak (Ag), tembaga (Cu), mangan (Mn), pasir besi dan bijih besi (Fe) dan timah hitam (Pb).