MATARAM, NTB – Suasana khidmat bercampur haru menyelimuti Pura Dalam Karang Jangkong, Kota Mataram, pada Sabtu, 7 Desember 2025. Sebanyak 45 sawa atau jenazah mengikuti prosesi Ngaben Massal yang diinisiasi oleh komunitas relawan Semeton Ical. Kegiatan sakral ini menjadi sorotan utama di kalangan umat Hindu Dharma di Pulau Lombok, mengingat besarnya biaya yang umumnya harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan upacara kremasi jenazah secara mandiri.
Prosesi Ngaben Massal Semeton Ical ini dihadiri oleh ratusan umat Hindu dari berbagai wilayah di Kota Mataram dan sekitarnya, yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir sekaligus menyaksikan wujud nyata kepedulian sosial dari pihak penyelenggara.
Semeton Ical adalah komunitas relawan pendukung I Nengah Sugiartha, yang dikenal sebagai Anggota DPRD Kota Mataram dari Fraksi NasDem. Komunitas ini dibentuk dengan komitmen utama untuk membantu umat Hindu Dharma dalam penyelenggaraan upacara keagamaan, termasuk Ngaben. Tujuan utama dari program ini adalah mempererat kebersamaan (krama) antar-umat sekaligus secara langsung meringankan beban biaya yang harus ditanggung oleh keluarga duka.
I Nengah Sugiartha, atau yang akrab disapa Pak Ical, menjelaskan bahwa gagasan luhur Ngaben Massal ini muncul dari pengamatan langsung terhadap kondisi di lapangan. Ia melihat banyak sahabat dan semeton Hindu di Pulau Lombok yang belum dapat mengabenkan anggota keluarganya yang telah meninggal dunia karena terkendala oleh keterbatasan biaya yang tidak sedikit.
“Ngaben massal ini murni biaya dari saya sendiri. Saya niatkan untuk membantu Semeton Hindu Dharma yang belum diabenkan,” ungkap Ical dengan penuh ketulusan di sela-sela prosesi.
Mematahkan Isu Pungutan, Menegaskan Komitmen Gratis
Isu biaya dalam setiap upacara adat dan keagamaan seringkali sensitif. Menanggapi hal tersebut, Ical menegaskan bahwa kegiatan Ngaben Massal Semeton Ical ini diselenggarakan tanpa dipungut biaya sedikit pun kepada keluarga sawa. Pernyataan ini sekaligus mematahkan isu yang sebelumnya sempat beredar di masyarakat mengenai adanya pungutan biaya pendaftaran.
“Astungkare, keluarga dari sawa atau jenazah yang belum bisa mengabenkan, melalui kegiatan ini dapat melaksanakannya tanpa biaya. Kami pastikan ini murni dana punia (sumbangan sukarela) dan dilaksanakan secara gratis,” tambahnya, memberikan jaminan penuh kepada 45 keluarga sawa yang berpartisipasi.
Penyelenggaraan Ngaben massal secara gratis ini dinilai sangat membantu. Secara normatif, biaya yang diperlukan untuk melaksanakan upacara Ngaben secara mandiri dapat mencapai puluhan juta rupiah, tergantung pada tingkat upacara dan kelengkapan ritual. Oleh karena itu, inisiatif Semeton Ical menjadi solusi nyata bagi umat Hindu yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Menguatkan Tradisi dan Kebersamaan di Lombok
Pelaksanaan Ngaben Massal di Pura Dalam Karang Jangkong ini bukan hanya sekadar prosesi keagamaan, tetapi juga wujud nyata kepedulian sosial sekaligus kontribusi penting dalam menjaga dan melestarikan tradisi Hindu Dharma di Lombok. Ngaben, atau upacara pelebon, merupakan ritual wajib bagi umat Hindu untuk menyucikan roh mendiang agar mencapai alam moksha.
Dengan memfasilitasi 45 jenazah untuk diabenkan, Semeton Ical telah membantu ratusan anggota keluarga menunaikan kewajiban pitra yadnya (pengorbanan kepada leluhur). Umat berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara rutin untuk membantu mereka yang membutuhkan, sekaligus memperkuat nilai persaudaraan dan kebersamaan (pasemetonan) di tengah masyarakat Hindu di Mataram dan Lombok secara keseluruhan. Inisiatif seperti ini juga menjadi contoh positif bagi pejabat publik lainnya dalam menjalankan fungsi pengabdian sosial lintas sektoral.












