MATARAM, NTB – Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan cabang olahraga multievent Modern Pentathlon. Pada hari Sabtu, 29 November 2025, Modern Pentathlon Indonesia (MPI) bersama panitia daerah NTB resmi menggelar ajang bergengsi Selaparang MPI Laser Run 2025 di Apron Ex-Bandara Selaparang, Kota Mataram.
Acara ini bukan sekadar kompetisi, melainkan momentum penting untuk memperkenalkan, memperluas pembinaan, dan menjaring atlet-atlet muda berbakat di NTB agar kelak mampu bersaing di kancah nasional hingga internasional. Kegiatan ini berfokus pada disiplin Laser Run, yang merupakan kombinasi dinamis antara ketepatan menembak dengan laser dan kemampuan berlari.
Dukungan Penuh Danlanud ZAM dan MPI Pusat
Penyelenggaraan acara ini mendapat dukungan penuh dari Komandan Lanud ZAM, Kolonel Pnb. Suryo Patmonobo, S.Sos., M.M., yang juga menjabat sebagai Penasehat MPI NTB. Beliau menegaskan bahwa Lanud ZAM berkomitmen memfasilitasi pengembangan olahraga modern ini.
“Untuk memperkenalkan olahraga ini di NTB, kami memfasilitasi penyelenggaraan Selaparang MPI Laser Run 2025 sebagai langkah awal memperkenalkan cabang ini kepada calon atlet muda NTB,” ujar Kolonel Pnb. Suryo Patmonobo. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi bagian penting dalam membuka jalan pembinaan atlet-atlet muda NTB agar kelak dapat masuk ke jalur pembinaan nasional, termasuk untuk persiapan multi-event olahraga besar.
Dukungan serupa juga datang langsung dari Pengurus Pusat (PP) MPI. Sekjen PP MPI, Marsma TNI Ridwan Gultom, hadir mewakili Ketua Umum Marsda TNI Purwoko Aji. Kehadiran beliau di Mataram menegaskan komitmen organisasi dalam membangun pentathlon sebagai cabang olahraga masa depan Indonesia.
“Melalui kehadirannya di Kota Mataram, PP MPI memberikan dukungan penuh bagi pembinaan atlet NTB agar mampu bersaing di tingkat regional, nasional, hingga internasional,” tegas Marsma TNI Ridwan Gultom, menggarisbawahi potensi besar atlet-atlet muda di NTB.
Laser Run sebagai Pintu Gerbang Pentathlon
Modern Pentathlon merupakan olahraga yang menantang, terdiri dari lima disiplin, yaitu anggar, renang, obstacle (lintasan halang rintang), menembak, dan lari. Olahraga ini telah dipertandingkan di Olimpiade sejak tahun 1912.
Di Indonesia, pengembangan modern pentathlon dipayungi oleh MPI melalui berbagai program seperti Kejuaraan Nasional (Kejurnas), Seleksi Nasional (Seleknas), serta pembentukan pengurus daerah di berbagai provinsi. Laser Run, yang dikombinasikan antara menembak laser dan berlari, dianggap ideal untuk pembinaan atlet muda karena formatnya yang dinamis, menarik, dan kompetitif.
Selaparang MPI Laser Run 2025 diikuti oleh atlet dari berbagai daerah dengan tiga kategori usia utama: U-17, U-19, dan U-22. Para peserta memperebutkan hadiah yang kompetitif, yaitu Juara 1 sebesar Rp 2.500.000, Juara 2 sebesar Rp 1.500.000, dan Juara 3 sebesar Rp 1.000.000. Total hadiah ini diharapkan mampu memotivasi peserta untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
NTB Menuju Pusat Pengembangan Pentathlon Indonesia Timur
Penyelenggaraan Selaparang MPI Laser Run 2025 di Apron Ex-Bandara Selaparang mempertegas posisi NTB sebagai daerah yang aktif dan serius mengembangkan cabang modern pentathlon. Pemilihan lokasi yang strategis dan dukungan fasilitas yang memadai menjadi faktor kunci suksesnya acara ini. Dengan antusiasme tinggi dari peserta muda, acara ini diproyeksikan menjadi kompetisi tahunan yang mampu menjaring bibit-bibit atlet potensial secara berkelanjutan.
Kehadiran jajaran pimpinan PP MPI di Mataram juga menandai semakin kuatnya dukungan nasional bagi perkembangan pentathlon di NTB, sekaligus membuka kesempatan bagi atlet daerah untuk melangkah menuju tingkat yang lebih tinggi, seperti Kejurnas hingga kejuaraan internasional.
Event ini sekaligus menandai awal baru bagi NTB untuk tampil sebagai pusat pengembangan pentathlon di Indonesia timur, menghubungkan semangat, bakat muda, dan masa depan olahraga modern tanah air. Diharapkan, atlet-atlet jebolan Laser Run ini dapat didorong untuk menguasai lima disiplin pentathlon lainnya dan menjadi tulang punggung kontingen Indonesia di masa depan.
