BeritaDaerahEdukasiEkonomiSosialTNI-Polri

Inspirasi Kemanunggalan: Pelda (K) Dewi, Babinsa Wanita Pertama NTB, Menjadi Keluarga Bagi Warga Karang Bayan

×

Inspirasi Kemanunggalan: Pelda (K) Dewi, Babinsa Wanita Pertama NTB, Menjadi Keluarga Bagi Warga Karang Bayan

Sebarkan artikel ini

LOMBOK BARAT, NTB – Di tengah hiruk pikuk pembangunan dan tantangan sosial, Desa Karang Bayan, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, menemukan sosok inspiratif dalam diri Pelda (K) Dewi. Sebagai Bintara Pembina Desa (Babinsa) perempuan pertama di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), yang bertugas di Komando Rayon Militer (Koramil) 1606-08/Narmada, Pelda Dewi membuktikan bahwa peran seorang Babinsa meluas jauh melampaui tugas keamanan semata. Dengan pendekatan yang hangat dan penuh ketulusan, ia sukses menumbuhkan rasa kebersamaan dan mengikis sekat antara aparat dan masyarakat.

Kehadiran Pelda Dewi di Desa Karang Bayan bukan hanya sebagai petugas, tetapi telah diterima sebagai bagian dari keluarga besar warga desa. Kiprahnya menjadi simbol nyata dari manunggalnya TNI dengan rakyat, sebuah nilai luhur yang terus ia hidupkan dalam keseharian.

Babinsa Wanita dengan Sentuhan Humanis

Pelda (K) Dewi telah menjadi Babinsa yang dikenal karena sentuhan humanisnya. Di wilayah binaannya, ia kerap terlihat hadir dalam berbagai kegiatan sosial, keagamaan, hingga turun langsung membantu warga yang membutuhkan. Peran Babinsa perempuan ini menjadi unik dan membawa perspektif baru dalam pendekatan teritorial.

Dirinya tak segan untuk turun langsung ke lapangan, berinteraksi dengan warga, mendengarkan keluhan, serta ikut mencari solusi bersama perangkat desa. Fleksibilitas ini membuat warga merasa nyaman dan terbuka untuk berbagi masalah.

“Menjadi Babinsa bukan hanya soal tugas, tapi juga soal pengabdian,” ungkap Pelda Dewi, Rabu, 29 Oktober 2025. Ia menegaskan bahwa kebahagiaannya terletak pada kemampuan untuk membaur dan berkontribusi langsung pada kehidupan masyarakat.

“Saya merasa bahagia bisa membaur dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Karang Bayan,” tambahnya, mencerminkan ketulusan dalam menjalankan tugasnya sebagai pengayom.

Apresiasi Kepala Desa Atas Dedikasi Pelda Dewi

Dedikasi dan kepedulian Pelda Dewi mendapat apresiasi tinggi dari perangkat desa dan seluruh warga. Kepala Desa Karang Bayan, Sudiarti, menyampaikan bahwa kehadiran Pelda Dewi membawa dampak signifikan terhadap stabilitas sosial dan keamanan desa.

“Beliau tidak hanya hadir sebagai aparat, tetapi juga sebagai keluarga bagi warga desa,” ujar Kades Sudiarti di sela-sela kegiatannya.

Sudiarti menyoroti bahwa kehadiran Babinsa perempuan ini sering kali membawa semangat dan ketenangan tersendiri bagi masyarakat. Pendekatan Pelda Dewi yang mengutamakan komunikasi dan empati terbukti efektif dalam memecahkan masalah tanpa harus menimbulkan ketegangan.

“Melalui sikap rendah hati dan pendekatan humanisnya, Pelda Dewi berhasil menumbuhkan kepercayaan serta mempererat hubungan antara TNI dan masyarakat,” tambah Sudiarti. Kepercayaan yang terbangun ini menjadi modal sosial yang kuat dalam menjaga ketahanan wilayah dan mendukung program-program pembangunan desa.

Menerapkan Nilai Manunggal TNI-Rakyat

Sosok Pelda (K) Dewi di Karang Bayan menjadi contoh nyata dari keberhasilan program pembinaan teritorial TNI. Tugas yang ia jalankan bukan semata kewajiban, melainkan perwujudan nyata dari konsep manunggalnya TNI dengan rakyat. Ia membuktikan bahwa aparat keamanan adalah bagian tak terpisahkan dari komunitas, yang siap sedia membantu dan mengayomi di segala lini kehidupan.

Melalui kehadirannya, kesadaran kolektif untuk menjaga keamanan dan ketertiban desa tumbuh secara alami. Program-program TNI, seperti TMMD atau kegiatan sosial lainnya, menjadi lebih mudah diterima dan didukung penuh oleh masyarakat karena adanya figur Babinsa yang dekat dan dipercaya. Pelda Dewi, sebagai Babinsa wanita pertama NTB, telah mengukir narasi baru bahwa pengabdian kepada bangsa dan negara dapat dilakukan dengan kelembutan, ketulusan, dan kekuatan hati, selaras dengan kebutuhan masyarakat modern yang mendambakan aparat yang humanis dan merangkul.