Lombok Barat – Di tengah fluktuasi harga cabai merah besar yang masih menjadi salah satu penyumbang inflasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lombok Barat memberikan angin segar melalui hasil panen cabai merah besar yang melimpah. Sebanyak 572 kilogram cabai merah besar berhasil dipanen dari lahan seluas 25 are di area pembinaan kerja Lapas Lombok Barat.
Hasil panen tersebut dijual dengan harga Rp30.000 per kilogram kepada CV. Putra Mandiri, perusahaan yang berlokasi di Desa Sengom, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Langkah ini menjadi bagian dari dukungan Lapas Lombok Barat terhadap Program Ketahanan Pangan Nasional yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia dalam menghadapi tantangan stabilitas harga komoditas pangan.
Direktur Utama CV. Putra Mandiri, H. Nonok Hartono, mengapresiasi hasil pertanian warga binaan Lapas Lombok Barat. Ia menyebut kualitas cabai yang dihasilkan sangat baik dan memenuhi standar kebutuhan industri pangan.l
“Hasil panen cabai merah besar dari Lapas Lombok Barat ini memiliki kualitas yang sangat bagus dan stabil. Nantinya akan kami suplai ke beberapa pabrik besar seperti Sasa, ABC, Sparindo, dan Indofood sebagai bahan baku utama produk olahan cabai. Kami sangat mengapresiasi sinergi positif antara lembaga pemasyarakatan dan sektor industri pangan,” ujar H. Nonok Hartono.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas IIA Lombok Barat, M. Fadli, mengatakan bahwa keberhasilan panen cabai ini merupakan hasil kerja keras dan pembinaan berkelanjutan kepada warga binaan. Ia menegaskan, kegiatan pertanian bukan hanya sebagai sarana pelatihan kerja, tetapi juga kontribusi nyata terhadap program nasional.
“Kami terus berupaya agar program pertanian di Lapas Lombok Barat tidak hanya menjadi sarana pembinaan, tetapi juga berkontribusi pada penguatan ketahanan pangan nasional dan kestabilan harga di NTB. Ke depan, kami akan memperluas lahan tanam serta meningkatkan kapasitas warga binaan dalam bidang pertanian modern,” ungkap M. Fadli.
Lebih lanjut, Fadli menambahkan bahwa panen cabai di Lapas Lombok Barat diprediksi akan terus berlanjut dalam beberapa periode ke depan, mengingat lahan yang dimiliki masih sangat produktif dan berpotensi menghasilkan panen berkelanjutan.
“Lahan yang kami kelola masih sangat produktif. Dengan perawatan dan pendampingan yang tepat, kami optimistis panen berikutnya akan terus berlanjut dan hasilnya semakin meningkat,” tambahnya.
Program pertanian ini menjadi bagian dari strategi Pemasyarakatan Produktif, di mana hasil kerja warga binaan dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi secara langsung. Selain meningkatkan kemandirian, kegiatan ini juga menjadi langkah konkret dalam menjaga ketersediaan komoditas pangan di tengah dinamika harga yang memengaruhi inflasi daerah.
Dengan capaian ini, Lapas Lombok Barat kembali menegaskan perannya bukan hanya sebagai tempat pembinaan, tetapi juga sebagai kontributor aktif bagi ketahanan pangan dan perekonomian nasional.