LOMBOK BARAT, NTB – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2025, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lombok Barat mengukir sejarah baru dengan menggelar kegiatan “Kemah Bakti Kerukunan Umat Beragama dan Penanaman Pohon”. Mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Manusia”, kegiatan yang berlangsung di kawasan wisata Gunung Jae, Kecamatan Gerung, ini menjadi wujud sinergi antara nilai-nilai keagamaan dengan komitmen menjaga kelestarian lingkungan melalui pendekatan Ekoteologi.
Acara ini dihadiri oleh beragam unsur, mulai dari ASN Kemenag Lombok Barat, tokoh agama, organisasi santri, siswa madrasah, perwakilan instansi pemerintah daerah, hingga perwakilan masyarakat lintas agama. Suasana kebersamaan dan kekeluargaan lintas iman tampak kental, menunjukkan kokohnya kerukunan umat beragama di Lombok Barat.
Ekoteologi: Perintah Agama dalam Menjaga Lingkungan
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemda Lombok Barat. Dalam sambutannya, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lombok Barat, Drs. H. Haryadi Iskandar, menegaskan pentingnya menempatkan kesadaran spiritual sebagai landasan utama dalam menjaga kelestarian bumi.
“Ekoteologi merupakan program Kementerian Agama yang menghubungkan konsep agama dan lingkungan hidup. Kegiatan yang kita laksanakan hari ini adalah implementasi dari anjuran Bapak Menteri Agama dalam mengisi peringatan Hari Santri Tahun 2025, yakni dengan penghijauan agar lingkungan tetap terjaga dan terpelihara,” ujar H. Haryadi Iskandar.
Beliau juga memberikan landasan teologis, menekankan bahwa kepedulian terhadap lingkungan adalah bentuk pengamalan nilai-nilai Al-Qur’an sebagaimana termaktub dalam ayat yang berarti, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia.” Ayat ini mengingatkan peserta akan tanggung jawab moral terhadap alam.
“Mari selalu kita pelihara lingkungan hidup, karena dampak dari pemanasan global yang terjadi secara masif akibat perubahan iklim jauh lebih dahsyat dari dampak peperangan,” tegasnya, memberikan penekanan serius tentang bahaya krisis iklim. Beliau juga menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi keluarga besar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Barat.
Apresiasi Pemda untuk Inisiatif Lintas Iman
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi terhadap langkah Kemenag yang melibatkan masyarakat lintas iman dalam upaya pelestarian lingkungan ini.
“Kegiatan seperti ini sangat penting, karena bukan hanya menanam pohon, tetapi juga menanam kesadaran ekologis dan semangat kebersamaan,” ungkapnya.
Beliau juga menekankan bahwa inisiasi ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh unsur masyarakat dalam bentuk penanaman pohon yang melibatkan berbagai elemen, sehingga DLH sangat berterima kasih kepada Kepala Kantor Kemenag Lobar yang telah menginisiasi kegiatan tersebut. “Semoga langkah ini menjadi teladan bagi lembaga lain dalam menjaga bumi kita bersama,” tambahnya.
Penanaman Kesadaran Moderasi Beragama dan Lingkungan
Kemah Bakti ini dirancang tidak hanya sebagai kegiatan seremonial penanaman pohon, tetapi sebagai laboratorium hidup untuk pembelajaran karakter. Selain aksi penanaman pohon yang melibatkan seluruh peserta, acara juga diisi dengan kegiatan pembinaan moderasi beragama, dialog lintas iman yang konstruktif, lomba kebersihan tenda, dan kajian reflektif tentang ekoteologi.
Muhsan, S.Pd., Guru MAN Lombok Barat, salah seorang peserta, menyampaikan kesan positifnya. “Kegiatan Kemah Bakti ini sangat bermakna karena tidak hanya mempererat silaturahmi antarumat beragama, tetapi juga menumbuhkan kesadaran untuk menjaga alam sebagai amanah Tuhan. Santri dan guru diajak langsung berpartisipasi dalam aksi nyata peduli lingkungan. Ini pengalaman yang sangat berharga,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala MAN Lombok Barat, H. Abdul Azis Faradi, S.Pd., M.Pd., memberikan apresiasi penuh. “Kami sangat mengapresiasi kegiatan Kemah Bakti dan penanaman pohon ini karena sejalan dengan semangat madrasah dalam membentuk generasi santri yang berwawasan lingkungan dan berjiwa moderat,” ungkapnya. Ia berharap kegiatan ini dapat berlanjut sebagai bagian dari pendidikan karakter dan spiritualitas ekologis di madrasah, mengajarkan santri untuk menjaga alam sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab moral.
Melalui semangat Hari Santri Nasional, kegiatan ini menjadi ajang penting untuk memperkuat kerukunan antarumat beragama di Lombok Barat. Para peserta berkomitmen untuk terus menjaga lingkungan, menebar pesan damai, dan memperkuat persaudaraan demi mewujudkan Indonesia yang berperadaban dan berkelanjutan, yang dimulai dari kesadaran ekologis di Lintas Agama.