LOMBOK BARAT, NTB – Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126 di Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, telah membuktikan diri sebagai model pembangunan holistik. Program yang berpusat di Desa Giri Madia dan Desa Dasan Geria ini tidak hanya menggarap sasaran fisik, tetapi juga berhasil memperkuat pembangunan non-fisik sosial. Kunci utama keberhasilan dan terciptanya situasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) yang aman dan kondusif selama TMMD 126 berlangsung adalah kokohnya semangat kearifan lokal dan gotong royong masyarakat setempat.
Sinergi yang terbangun harmonis antara Satuan Tugas (Satgas) TMMD, Pemerintah Desa (Pemdes), aparat keamanan (TNI-Polri), dan seluruh warga desa berhasil menciptakan suasana penuh kebersamaan. Kolaborasi ini sejalan dengan visi TMMD untuk membangun desa secara menyeluruh, demi kelangsungan hidup yang lebih sejahtera.
Kearifan Lokal: Pondasi Utama Ketahanan Sosial
Komandan Satuan Setingkat Kompi (Dan SSK) TMMD ke-126, Kapten Inf Safarudin, menyoroti betapa kuatnya ikatan sosial di Desa Giri Madia dan Dasan Geria. Menurutnya, kearifan lokal yang dipegang teguh oleh masyarakat menjadi pondasi utama yang membuat seluruh program TMMD berjalan lancar tanpa hambatan.
“Kekompakan masyarakat terkait kearifan lokal, terutama masyarakat sangat menghargai indahnya kebersamaan,” kata Kapten Inf Safarudin.
Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa nilai-nilai luhur warisan nenek moyang, seperti adat istiadat yang dikenal sebagai aji krame, aji gawe, dan aji begame (harkat, karya/kerja, dan keagamaan), yang dijaga masyarakat Girimadia dan Dasan Geria, sangat mendukung terciptanya lingkungan yang harmonis, aman, dan nyaman. Nilai-nilai ini menjadi panduan perilaku sehari-hari warga.
Salah satu nilai budaya yang paling menonjol dan membantu percepatan TMMD adalah tradisi “begawe gubuk” atau gotong royong membangun secara kolektif, serta sikap toleransi yang tinggi. Nilai-nilai budi luhur ini terwujud dalam praktik saling tolong-menolong (amal makruf nahi mungkar)—mendorong kebaikan dan mencegah keburukan yang secara konsisten diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Desa Girimadia dan Dasan Geria Nol Kasus Gangguan Kamtibmas
Keberhasilan masyarakat kedua desa ini dalam mempertahankan nilai-nilai luhur dan komitmen kebersamaan terbukti langsung dengan nihilnya gangguan keamanan selama pelaksanaan program TMMD. Lingkungan yang aktif, inovatif, saling peduli, dan kompak secara otomatis menutup celah bagi potensi kejahatan dan gangguan Kamtibmas lainnya.
Hal ini ditegaskan oleh aparat di lapangan. Babinsa Giri Madia, Pelda N. Manafe, S.H., bersama Babinkamtibmas Giri Madia, Aipda GD Pance Adiyana, dan Kepala Desa Giri Madia, Bapak Samiudin, serta Kadus Kebon Baru, Bapak Sahlan, kompak menyampaikan laporan keamanan positif.
“Terbukti tidak ada terjadi gangguan Kamtibmas. Situasi desa kami, selama TMMD, berlangsung aman dan kondusif,” tegas mereka.
Situasi kondusif ini sangat krusial dalam mempercepat penyelesaian proyek fisik TMMD, seperti pelebaran jalan, pembangunan jembatan, dan pembuatan talud. Tanpa adanya gangguan keamanan, personel Satgas dan warga dapat fokus bekerja secara maksimal. Babinsa Giri Madia, Pelda N. Manafe, S.H., menambahkan bahwa kondisi yang aman sangat mendukung kelancaran pekerjaan di lapangan.
TMMD Sebagai Dinamisator dan Katalisator Nilai Gotong Royong
Babinkamtibmas Giri Madia, Aipda GD Pance Adiyana, menegaskan peran TMMD ke-126 sebagai dinamisator dan katalisator nilai-nilai gotong royong. Pelaksanaan TMMD di Lingsar tidak hanya akan meninggalkan warisan infrastruktur yang kuat, tetapi juga warisan sosial yang tak ternilai harganya.
Interaksi harian, komunikasi sosial (Komsos), anjang sana, dan silaturahim yang intens antara personel TNI-Polri dengan warga, baik saat bekerja maupun di waktu luang, semakin memperkuat jalinan persaudaraan.
Semangat yang ditanamkan melalui TMMD telah menjadi inspirator, menguatkan kembali tradisi gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Hasilnya, Desa Giri Madia dan Dasan Geria kini menjadi contoh nyata keberhasilan pembangunan yang mengedepankan sinergi antara aparat negara dan kekuatan sosial budaya lokal dalam mencapai tujuan bersama, yaitu mewujudkan desa yang berdaulat, aman, dan sejahtera.