LOMBOK BARAT, NTB – Komitmen untuk memperkuat semangat kebangsaan dan menjaga kondusifitas wilayah ditunjukkan secara nyata oleh aparat keamanan di Lombok Barat. Pada Sabtu malam, 11 Oktober 2025, Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126 Komando Distrik Militer (Kodim) 1606/Mataram, bekerja sama dengan Polresta Mataram, menggelar sosialisasi intensif mengenai Wawasan Kebangsaan (Wasbang) dan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di Dusun Gubuk Baru, Desa Giri Madia, Kecamatan Lingsar.
Kegiatan nonfisik TMMD ini mendapatkan sambutan hangat dan antusiasme tinggi dari warga setempat. Sosialisasi ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari aparat desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pelajar, hingga seluruh warga Dusun Gubuk Baru, menandakan tingginya perhatian kolektif terhadap pentingnya menjaga persatuan dan keamanan lingkungan.
Pentingnya Kesadaran Kolektif dalam Kamtibmas
Bagian penting dari sosialisasi ini adalah penyuluhan yang disampaikan oleh aparat kepolisian. Kepala Unit Pembinaan Masyarakat Satuan (Kanit Binmas) Polresta Mataram, Ipda Nyoman Sudiana, hadir sebagai narasumber utama di bidang keamanan. Beliau memberikan pemahaman mendalam mengenai urgensi menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif dan aman di tingkat desa.
Ipda Nyoman Sudiana menekankan bahwa tugas menjaga keamanan bukanlah semata-mata tanggung jawab aparat, melainkan harus melibatkan seluruh komponen masyarakat.
“Kamtibmas hanya bisa terwujud jika seluruh masyarakat memiliki kesadaran bersama untuk menjaga keamanan lingkungan secara kolektif,” tegas Ipda Nyoman Sudiana. Ia menambahkan bahwa pencegahan tindak kriminal dan potensi konflik harus dimulai dari tingkat terkecil, seperti keluarga dan lingkungan. Dengan adanya kesadaran kolektif, setiap warga akan menjadi mata dan telinga bagi lingkungan mereka, menciptakan sistem keamanan berbasis komunitas yang tangguh.
Menanamkan Nilai Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
Selain aspek Kamtibmas, kegiatan ini juga fokus pada penguatan Wawasan Kebangsaan. Komandan Satuan Setingkat Kompi (Dan SSK) TMMD ke-126, Kapten Inf Saparudin, menjelaskan bahwa sosialisasi Wasbang ini merupakan bagian esensial dari program nonfisik TMMD. Program ini dirancang untuk menanamkan kembali nilai-nilai kebangsaan, menumbuhkan jiwa patriotisme, serta membangun karakter masyarakat yang cinta tanah air dan menghargai keberagaman.
“Melalui sosialisasi ini, kami ingin masyarakat semakin memahami arti penting wawasan kebangsaan dan ikut aktif menjaga ketertiban serta keamanan wilayahnya,” ungkap Kapten Inf Saparudin. Ia berharap, pemahaman yang baik tentang sejarah dan ideologi bangsa akan menjadi benteng pertahanan masyarakat dari berbagai ancaman ideologi yang dapat memecah belah persatuan.
Wawasan kebangsaan yang kuat akan mendorong warga untuk mengutamakan kepentingan umum dan memelihara kerukunan antar sesama, sebuah modal sosial yang sangat berharga bagi pembangunan berkelanjutan di Lombok Barat.
Mempererat Silaturahmi TNI, Polri, dan Masyarakat
Acara sosialisasi yang berlangsung interaktif ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan diskusi yang melibatkan audiens secara aktif. Para tokoh masyarakat dan pemuda memanfaatkan momen ini untuk berdialog langsung dengan perwakilan TNI dan Polri, membahas masalah-masalah keamanan spesifik yang terjadi di lingkungan mereka.
Salah seorang warga Desa Giri Madia menyampaikan harapannya mewakili masyarakat. Ia menekankan betapa berharganya kegiatan semacam ini bagi warga desa.
“Kami berharap, kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan, karena selain menambah wawasan, juga mempererat hubungan silaturahmi antara TNI dan Polri dengan masyarakat di wilayah Lingsar,” ucapnya.
Sinergi antara TNI dan Polri yang ditunjukkan dalam program TMMD ini tidak hanya sukses dalam pembangunan fisik (seperti pembangunan jalan dan talud), tetapi juga berhasil dalam pembangunan nonfisik, yaitu penguatan mental, ideologi, dan keamanan masyarakat. TMMD ke-126 Kodim 1606/Mataram membuktikan dirinya sebagai program yang holistik dan komprehensif, mencetak pembangunan yang tidak hanya kuat secara infrastruktur, tetapi juga tangguh secara kebangsaan dan sosial.