LOMBOK BARAT, NTB – Semangat keagamaan dan kebersamaan kembali membara di Kecamatan Kediri, Lombok Barat, melalui gelaran akbar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXXI Tingkat Kecamatan Kediri Tahun 2025. Dengan mengusung tema “Bersama Al-Qur’an Membangun Peradaban Menuju Sejahtera Dari Desa”, MTQ ini secara resmi dibuka di Lapangan Kediri dan akan berlangsung selama tiga hari, mulai dari Tanggal 12 Sampai dengan 15 Oktober 2025.
Perhelatan MTQ kali ini terasa istimewa lantaran digelar secara terbuka setelah kurang lebih Enam Tahun Vakum. Antusiasme masyarakat yang luar biasa menjadi penanda bahwa kegiatan syiar Islam ini sangat dirindukan dan memiliki potensi besar dalam mencetak generasi Qur’ani.
Keberhasilan Membangkitkan Tradisi MTQ Terbuka
Camat Kediri, Saiful Abubakar, S.Sos., M.Si., menyampaikan rasa syukur dan bangganya penyelenggaraan MTQ secara terbuka ini. Langkah ini merupakan hasil dari upaya Camat untuk mendekati dan meyakinkan berbagai Tokoh masyarakat.
“Alhamdulillah setelah menjadi Camat Kediri, ternyata animo masyarakat untuk menyelenggarakan MTQ secara terbuka sangat luar biasa. Di mana sebelumnya MTQ di sini lebih kurang enam tahun tidak pernah dilaksanakan secara terbuka,” ungkap Saiful Abubakar, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi sebelumnya.
Beliau menjelaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan penuh, baik secara moral maupun materiil, dari tokoh-tokoh masyarakat setempat. Dukungan ini terbukti nyata dari tersedianya sarana dan prasarana yang megah. “Saat kita mewujudkan ekspektasi tersebut, kita bisa lihat Sapras yang sudah berdiri panggungnya luar biasa,” tambahnya.
Partisipasi peserta pun membludak. Tercatat, ada sekitar 210 lebih peserta yang berasal dari 10 desa di Kecamatan Kediri. Bahkan, Camat menyebutkan bahwa hingga batas penutupan pendaftaran, masih banyak warga yang berbondong-bondong ingin mendaftarkan diri.
Memprioritaskan Putra-Putri Asli Kediri
MTQ XXXI Kecamatan Kediri ini memiliki fokus utama pada pengembangan potensi lokal. Pihak penyelenggara secara tegas memprioritaskan peserta yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kecamatan Kediri. Kebijakan ini diambil sebagai langkah strategis untuk memetakan dan mengukur perkembangan prestasi putra-putri asli kecamatan tersebut.
Saiful Abubakar mengungkapkan kekhawatiran yang pernah terjadi sebelumnya, di mana banyak potensi muda terbaik dari Kediri justru direkrut dan tampil mewakili kecamatan atau bahkan kabupaten lain.
“Kami prioritaskan yang ber-KTP Kecamatan Kediri, untuk melihat trend progress putra putri kita ini berprestasi dari Kecamatan Kediri,” tegasnya.
Dengan menyediakan wadah yang tepat seperti MTQ terbuka ini, Camat berharap dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi para peserta untuk menguji kemampuan mereka. “Kita memberikan kesempatan kepada adik-adik kita yang mempunyai potensi untuk tampil. Okelah mereka tidak Juara, tetapi punya pengalaman,” ujar Saiful, menekankan pentingnya pengalaman bertanding.
Jaminan Integritas dan Kualitas Penilaian
Untuk menjamin integritas dan kualitas hasil, panitia penyelenggara mengambil langkah berani dengan menghadirkan dewan hakim yang berkualitas tinggi. Menurut Camat, 70 persen dewan hakim didatangkan dari tingkat provinsi. Langkah ini merupakan upaya serius untuk menghindari praktik keberpihakan dalam penilaian.
“Teman-teman bilang ini kita melaksanakan MTQ Kecamatan terasa MTQ provinsi, kenapa? Karena 70 persen dewan hakimnya dari provinsi,” kata Saiful Abubakar.
Harapan besar diletakkan pada hasil MTQ XXXI ini. Dengan sistem seleksi yang terbuka dan penjurian yang profesional, Saiful Abubakar berharap akan muncul potensi-potensi baru yang berkualitas dari Kecamatan Kediri. “Gunanya seperti itu untuk menjaga integritas, tidak ada berpihakan sehingga hasil dari MTQ tersebut output-nya kita harapkan betul-betul orang berkualitas yang bisa kita harapkan nanti tampil di tingkat kabupaten,” pungkasnya.
MTQ XXXI Tingkat Kecamatan Kediri Tahun 2025 ini bukan sekadar perlombaan, melainkan tonggak sejarah baru dalam membangun peradaban Qur’ani yang berujung pada kesejahteraan masyarakat desa.