LOMBOK BARAT, NTB – Upaya penanggulangan masalah gizi kronis di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus mendapat dukungan kuat dari berbagai elemen masyarakat. Komitmen ini terlihat jelas dengan diresmikannya Dapur Sentra Pemberian Makanan Gizi (SPPG) Motong Are 2 di Desa Motong Are, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat. Pada tanggal 27 September 2025.Dapur gizi ini yang dikelola oleh Yayasan Agniya Pagutan Timur dan didedikasikan untuk memastikan anak-anak, ibu hamil, dan balita di wilayah tersebut mendapatkan asupan Makanan Bergizi (MBG) yang memadai.
Peresmian Dapur SPPG Motong Are 2 ini merupakan langkah konkret untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini. Dapur ini tidak hanya berfokus pada penyediaan makanan, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat lokal.
Target 10 Dapur SPPG di Lombok Barat
Hariyanto, Ketua Yayasan Agniya Pagutan Timur, menjelaskan bahwa Dapur SPPG Motong Are 2 ini merupakan unit pertama yang mereka kelola dan insyaallah akan menjadi awal dari komitmen besar. Pihaknya memiliki rencana ambisius untuk mendirikan total 10 dapur SPPG di wilayah Kabupaten Lombok Barat.
“Kami dari Yayasan Agniya berkomitmen mendukung program pemerintah untuk membangun 10 dapur di Kabupaten Lombok Barat,” ungkap Hariyanto. Ia menambahkan bahwa Yayasan Agniya siap menjangkau wilayah-wilayah terpencil demi memastikan pemerataan gizi.
Komitmen ini ditegaskan dengan kesiapan yayasan untuk membangun dapur di daerah-daerah yang sulit dijangkau. “Jadi Yayasan Agniya akan berusaha memberikan MBG kepada anak-anak bangsa yang di pelosok-pelosok, misalnya di Gili-Gili, pulau terpencil, maupun daerah pegunungan, kami siap untuk membuahkan dapur untuk anak-anak negeri,” tegasnya.
Jika kuota 10 dapur di Lombok Barat sudah terpenuhi, Yayasan Agniya bahkan berencana untuk memperluas jangkauan ke wilayah Lombok Tengah, dan diKota Mataram, hingga Lombok Utara. Di Kecamatan Kediri sendiri, Dapur SPPG Motong Are 2 ini menjadi yang pertama beroperasi di bawah naungan yayasan.
Memberdayakan Masyarakat dan Menciptakan Lapangan Kerja
Kehadiran Dapur SPPG Motong Are 2 juga membawa dampak positif signifikan bagi perekonomian lokal. Dapur ini melibatkan tenaga kerja sebanyak 47 relawan, ditambah satu staf ahli gizi, satu akunting, dan satu kepala dapur, sehingga totalnya mencapai sekitar 50 orang.
Menariknya, 60 persen relawan yang direkrut adalah warga Desa Motong Are, 20 persen dari luar Motong Are, dan 20 persen sisanya berasal dari luar Kabupaten Lombok Barat, mengingat lokasi dapur yang berdekatan dengan perbatasan Lombok Tengah.
“Ini kami memberdayakan masyarakat. Dilihat sendiri ibu-ibu yang tadinya tidak punya penghasilan sekarang punya penghasilan tetap,” jelas Hariyanto. Ia berharap, Dapur SPPG ini dapat mencapai tiga target utama: pertama, seluruh anak negeri mendapatkan manfaat MBG; kedua, memberdayakan masyarakat sekitar dengan memberikan lapangan kerja; dan ketiga, berkolaborasi dengan UKM-UKM dan koperasi yang ada di wilayah sekitar untuk pengadaan bahan baku.
Dukungan Penuh dari Sekolah Penerima Manfaat
Program Pemberian Makanan Bergizi (MBG) ini mendapat sambutan baik, terutama dari pihak sekolah yang menjadi target penerima. H. Muhasim, Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Kediri, yang menjadi salah satu titik penyaluran MBG, menyatakan apresiasi dan dukungannya.
“Di Sekolah Dasar Negeri 1 Kediri Selatan baru kali ini mendapatkan MBG. Harapan kami mendapatkan MBG ini khususnya sesuai program pemerintah, pertama penambahan gizi untuk anak-anak,” kata H. Muhasim. Ia menekankan bahwa program ini dapat mewujudkan pemerataan kebutuhan gizi bagi 350 siswa yang akan menerima manfaat di sekolahnya.
H. Muhasim juga berharap agar menu yang disajikan selalu sesuai dengan standar gizi yang telah ditetapkan, “Sehingga apa yang dimanfaatkan oleh siswa-siswi kami, makanan-makanan yang higenis yang terjamin mutu dan gizinya.” Dukungan dari sekolah ini menunjukkan sinergi antara yayasan, pemerintah, dan institusi pendidikan dalam mewujudkan yang sehat dan berkualitas.