Mataram – Komando Distrik Militer (Kodim) 1606 Mataram memastikan situasi keamanan di wilayah Kota Mataram, Lombok Barat, dan Lombok Utara dalam kondisi kondusif pasca rangkaian aksi demokrasi besar-besaran yang berlangsung selama dua hari terakhir.
Dandim 1606 Mataram, Letnan Kolonel Inf Nyarman, M.Tr (Han), mengatakan jajaran TNI dikerahkan untuk membantu Polri dalam mengawal jalannya aksi unjuk rasa agar tetap aman dan tertib.
“Untuk pengamanan kegiatan demokrasi yang cukup besar selama dua hari ini, kami dari Kodim bersama jajaran batalyon dan aparat lainnya membantu Polri menjaga keamanan di wilayah Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Lombok Utara,” kata Nyarman, Senin (1/9/2025).
Menurutnya, total ada sekitar 180 personel yang disiagakan di tiga wilayah tersebut. Selain itu, Kodim juga menyiapkan 40 personel cadangan di markas sebagai langkah antisipasi jika sewaktu-waktu dibutuhkan tambahan pasukan.
“Pengamanan hari ini sudah langsung di Kota Mataram, kemudian Lombok Utara dan Lombok Barat. Untuk dua wilayah terakhir sudah bersih, sementara kegiatan masih tersisa di Kota Mataram,” jelasnya.
Ia menyebut, sejak pagi hingga sore hari, situasi berangsur normal. Aksi yang sebelumnya berlangsung dengan massa cukup besar, kini terpantau kondusif.
“Alhamdulillah, mulai kondusif semenjak pagi. Setelah kemarin siang cukup besar, hari ini sudah aman. Semoga ke depan tidak ada lagi aksi yang menimbulkan kericuhan. Kalau pun ada, kami berharap tidak sampai anarkis,” tegas Nyarman.
Lebih lanjut, Nyarman mengingatkan bahwa aksi yang berujung anarkis justru merugikan semua pihak, baik masyarakat, aparat, maupun pemerintah.
“Kalau anarkis, yang senang justru provokatornya. Sementara masyarakat, aparat, dan pemerintah akan dirugikan. Karena itu kami harap semua bisa menjaga kondusifitas bersama,” ujarnya.
Meski situasi sudah berangsur normal, Kodim 1606 Mataram bersama Polri tetap melakukan patroli rutin di wilayah Kota Mataram, Lombok Barat, dan Lombok Utara. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan pasca aksi.
“Kami setiap hari tetap melaksanakan patroli, termasuk malam hari, untuk memastikan kondisi tetap aman. Aparat gabungan terus bergerak di lapangan,” tutur Nyarman.
Nyarman menegaskan bahwa aparat telah mendapat instruksi untuk fokus menjaga sejumlah titik rawan, terutama jalur strategis dan fasilitas publik yang dianggap vital.
“Memang sudah ada perintah dari komando atas, agar kami menjaga titik-titik strategis. Tujuannya menjaga stabilitas politik dan pelayanan masyarakat agar tetap berjalan baik,” katanya.
Ia menambahkan, stabilitas keamanan menjadi kunci agar masyarakat tidak dirugikan lebih luas akibat potensi aksi yang mengganggu ketertiban umum.
“Apabila terjadi gangguan keamanan, yang menanggung akibatnya adalah masyarakat. Karena itu mari kita jaga kondusifitas bersama,” pungkasnya.