BeritaEdukasiEkonomiGaya HidupTNI-Polri

Jaga Ruang Demokrasi: Brimob NTB Kawal Aksi Mahasiswa dengan Pendekatan Humanis

×

Jaga Ruang Demokrasi: Brimob NTB Kawal Aksi Mahasiswa dengan Pendekatan Humanis

Sebarkan artikel ini

MATARAM, NTB – Dinamika demokrasi kembali terlihat di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ratusan mahasiswa dan dosen dari Universitas Mataram menggelar aksi unjuk rasa, menuntut evaluasi program pemerintah dan mengkritisi insentif wakil rakyat. Aksi yang sempat memanas dan diwarnai insiden pembobolan gerbang ini berhasil diredam berkat kesigapan dan pendekatan humanis yang diterapkan oleh jajaran Kepolisian.

Satuan Brimob Polda NTB diturunkan langsung untuk mengamankan jalannya demonstrasi. Pengamanan ini dipimpin langsung oleh Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda NTB, Kombes Pol Dwi Yanto Nugroho, S.I.K., M.Han. Sebanyak satu satuan setingkat kompi (SSK) personel Brimob diterjunkan ke lokasi untuk memastikan aksi tetap berjalan tertib dan aman.

Aksi Mahasiswa dan Tuntutan Kritis

Aksi unjuk rasa yang berlangsung pada Rabu, 27 Agustus 2025, ini dipicu oleh dua tuntutan utama. Pertama, massa menuntut pemerintah mengevaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dinilai belum efektif dalam pelaksanaannya. Kedua, mereka mengkritisi besarnya insentif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dianggap tidak profesional dan tidak sebanding dengan kinerja mereka.

Situasi sempat memanas ketika massa berhasil menjebol gerbang utama Gedung DPRD NTB, menunjukkan tingginya emosi dan keinginan mereka untuk menyampaikan aspirasi secara langsung. Dalam momen kritis ini, peran pengamanan menjadi sangat vital untuk mencegah bentrokan yang lebih besar dan menjaga ketertiban umum.

Polri Hadir untuk Menjaga, Bukan Membatasi

Di tengah situasi yang tegang, Dansat Brimob Polda NTB, Kombes Pol Dwi Yanto Nugroho, mengambil alih komando pengamanan di lapangan. Ia memimpin langsung personelnya dan menekankan pentingnya pendekatan humanis. Ia tidak hanya berdiri di barisan depan, tetapi juga berbaur dengan massa, memberikan himbauan persuasif agar aksi tetap berjalan tertib dan aman.

Dalam keterangannya, Kombes Pol Dwi Yanto Nugroho menegaskan filosofi yang dipegang teguh oleh Polri dalam menghadapi aksi demonstrasi. Ia menyatakan, “Polri hadir untuk menjaga, bukan membatasi.” Pernyataan ini menegaskan komitmen Polri untuk menghormati dan melindungi hak-hak warga negara dalam menyampaikan pendapat di muka umum.

Ia menjelaskan bahwa kehadiran polisi bukan untuk menghalangi atau membatasi ruang demokrasi, melainkan untuk memastikan bahwa setiap aspirasi dapat tersampaikan dengan aman, damai, dan tanpa menimbulkan kerugian bagi pihak manapun. “Pendekatan persuasif ini berhasil meredam ketegangan dan mengarahkan massa untuk kembali menyampaikan aspirasi secara damai,” tambahnya.

Kesuksesan Pendekatan Persuasif Brimob

Pendekatan yang dilakukan oleh Kombes Pol Dwi Yanto Nugroho dan jajarannya terbukti efektif. Dengan mengedepankan komunikasi dan empati, ketegangan yang sempat terjadi berhasil mereda. Massa aksi akhirnya kembali ke barisan dan melanjutkan unjuk rasa dengan damai, tanpa insiden yang merusak atau membahayakan.

Keberhasilan pengamanan ini menjadi contoh nyata bahwa pendekatan humanis dalam penegakan hukum sangat relevan dan efektif, terutama dalam situasi yang sensitif. Brimob Polda NTB tidak hanya bertindak sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai fasilitator yang menjamin hak-hak masyarakat terpenuhi tanpa mengorbankan ketertiban.

Momen ini memperkuat citra Polri sebagai institusi yang mengayomi dan melayani masyarakat. Melalui tindakan yang profesional dan humanis, Brimob Polda NTB menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat, yang siap sedia menjaga setiap jengkal ruang demokrasi dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi.