BeritaNasional

Setahun Pimpin BPOM: Taruna Ikrar Wujudkan Pengawasan Obat dan Makanan yang Menjulang, Membumi, dan Mengakar demi Indonesia Emas 2045

×

Setahun Pimpin BPOM: Taruna Ikrar Wujudkan Pengawasan Obat dan Makanan yang Menjulang, Membumi, dan Mengakar demi Indonesia Emas 2045

Sebarkan artikel ini

Jakarta — sejarah mencatat 19 agustus 2025 Genap setahun Prof. Dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D. menakhodai Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Dalam kurun waktu yang singkat ini, perjalanan kepemimpinannya bagaikan untaian doa dan ikhtiar panjang demi menjaga kesehatan bangsa.

Seperti pelita yang menyala di tengah gelap, Taruna Ikrar hadir dengan visi besar: menghadirkan pengawasan obat dan makanan bukan sekadar urusan teknis regulasi, tetapi amanah mulia untuk menyelamatkan nyawa dan masa depan generasi.

Sebuah Amanah yang Religius

Bagi Taruna Ikrar, kepemimpinan adalah ibadah. Tugas yang diemban bukan sekadar jabatan, tetapi titipan Tuhan. Setiap izin edar obat yang diterbitkan, setiap produk makanan yang diawasi, hingga setiap peringatan publik yang disuarakan, adalah bagian dari ikhtiar menunaikan amanah “menjaga kehidupan” yang nilainya setara dengan menjaga seluruh umat manusia.

“Memimpin BPOM adalah jalan pengabdian. Saya percaya, setiap butir kerja yang kita persembahkan akan bernilai ibadah jika diniatkan untuk melindungi rakyat,” ujarnya dalam sebuah refleksi.

Setahun Perjalanan: Dari Senyap ke Nyata

Dalam setahun kepemimpinannya, Taruna Ikrar membawa BPOM lebih dekat ke rakyat, lebih akrab dengan dunia akademik, dan lebih tegas dalam menindak mafia obat serta pangan berbahaya. Dari diplomasi internasional hingga pemberdayaan UMKM, dari laboratorium pengawasan hingga pasar tradisional, jejak langkahnya menunjukkan semangat yang tak pernah padam.

Tidak jarang, ia turun langsung ke lapangan, menyapa pedagang kecil, mengunjungi laboratorium, bahkan mendukung penelitian generasi muda. Semua itu berangkat dari keyakinan bahwa pengawasan obat dan makanan bukan sekadar menjaga kualitas, tetapi juga menjaga harapan hidup jutaan keluarga Indonesia.

Inovasi: Percepatan Perizinan Tanpa Mengurangi Kualitas

Salah satu inovasi penting yang digagas di bawah kepemimpinannya adalah percepatan proses perizinan bagi pelaku usaha. Dengan memanfaatkan digitalisasi, integrasi data lintas sektor, serta efisiensi birokrasi, BPOM kini mampu memangkas waktu layanan izin edar tanpa mengorbankan kualitas pengawasan.

Langkah ini tidak hanya memberi kepastian hukum dan kemudahan bagi pelaku usaha, tetapi juga mempercepat hadirnya produk-produk aman dan bermutu ke tangan masyarakat. “Regulasi tidak boleh menjadi penghambat, tetapi harus menjadi jembatan agar rakyat segera menikmati produk yang sehat, halal, dan berkualitas,” tegas Taruna Ikrar.

Komitmen Membasmi Mafia Farmasi, Kosmetik, dan Pangan

Selain inovasi layanan, Taruna Ikrar menancapkan sikap tegas dalam membasmi mafia farmasi, kosmetik, dan pangan yang merugikan rakyat.

Mafia obat palsu, kosmetik ilegal, hingga pangan berbahaya adalah musuh bersama. Mereka bukan hanya merampas hak konsumen, tetapi juga mengancam kesehatan bahkan nyawa masyarakat. Karena itu, BPOM di bawah kepemimpinannya memperkuat operasi intelijen, memperluas jejaring pengawasan lintas daerah, hingga memperketat kerja sama dengan aparat penegak hukum.

“Tidak boleh ada ruang bagi mafia obat, kosmetik, dan pangan. Setiap produk yang beredar harus aman, bermutu, dan bermanfaat. Perlindungan rakyat adalah garis merah yang tidak bisa ditawar,” tegasnya.

Komitmen ini menjadikan BPOM bukan hanya regulator administratif, tetapi juga garda terdepan dalam perang melawan kejahatan kesehatan.

Konsep ABG: Sinergi untuk Kesehatan Bangsa

Salah satu tonggak penting dalam kepemimpinannya adalah menghidupkan kembali konsep ABG (Academic, Business, Government) sebagai poros kolaborasi.

Academic: menggandeng perguruan tinggi untuk memperkuat riset, inovasi, dan transfer ilmu di bidang obat, makanan, dan bioteknologi.

Business: membuka ruang bagi pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk naik kelas dengan produk yang aman, halal, dan berkualitas.

Government: memperkuat regulasi dan diplomasi internasional, memastikan standar Indonesia selaras dengan praktik global namun tetap berpihak pada rakyat.

Dengan ABG, BPOM bukan hanya regulator, melainkan penggerak ekosistem kesehatan nasional. Apalagi, sektor usaha obat, makanan, kosmetik, dan produk kesehatan lain yang menjadi ruang lingkup pengawasan BPOM tercatat memiliki perputaran ekonomi lebih dari Rp6.000 triliun per tahun.

Farmasi (termasuk obat bahan alami): tumbuh rata-rata 9,8% per tahun, dengan nilai pasar diperkirakan mencapai Rp176,3 triliun pada 2025.

Kosmetik: meningkat 4,73% per tahun, dengan nilai pasar mencapai Rp110,29 triliun pada 2025.

Pangan: menjadi sektor terbesar, dengan pertumbuhan 6,74% per tahun, diproyeksikan bernilai Rp4.388 triliun pada 2025 dan bisa menembus Rp5.499 triliun pada 2029.

Namun di balik angka-angka itu, ada wajah-wajah pekerja di pabrik, petani bahan baku, teknisi laboratorium, hingga sopir truk pengantar barang. Ada 63 ribu pekerja di industri obat, 50 ribu di obat bahan alami, 313 ribu di kosmetik, dan 4,56 juta di pangan olahan jutaan kehidupan yang bertumpu pada keberlangsungan industri ini.

UMKM, Nafas Panjang Ekonomi Rakyat

Bagi Taruna Ikrar, UMKM bukan sekadar pelaku usaha, tapi denyut nadi ekonomi bangsa. Mereka hadir di setiap sudut negeri dari rumah produksi sederhana hingga pabrik skala menengah menyumbang 99% dari seluruh unit usaha di Indonesia.

BPOM mencatat ribuan UMKM telah terdaftar: 1.043 di obat bahan alami, 1.153 di kosmetik, dan hampir 9.800 di pangan olahan. Masing-masing membawa cita rasa, ciri khas, dan potensi untuk menembus pasar global.

Taruna Ikrar menegaskan, keberpihakan BPOM pada UMKM bukan hanya soal regulasi yang memudahkan, tetapi juga soal memberikan ruang hidup yang layak bagi jutaan keluarga. “Ketika UMKM tumbuh, rakyat berdaya. Dan ketika rakyat sehat, bangsa ini kuat,” tegasnya.

Menjulang, Membumi, Mengakar: Visi Indonesia Emas 2045

“Menjulang, Membumi, Mengakar” adalah frasa yang menjadi kompas visi BPOM dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

Menjulang: melambangkan ambisi BPOM untuk menjadi lembaga pengawasan obat dan makanan yang berkelas dunia, memiliki reputasi global, dan mampu bersaing di tingkat internasional.

Membumi: menunjukkan bahwa BPOM tetap berpegang teguh pada nilai-nilai lokal, memahami kebutuhan masyarakat Indonesia, dan selalu dekat dengan rakyat.

Mengakar: menekankan pentingnya BPOM memiliki dasar yang kuat, kokoh, dan berlandaskan pada pengetahuan, pengalaman, serta profesionalisme dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Frasa ini menegaskan bahwa BPOM tidak hanya berorientasi pada pencapaian global, tetapi juga tetap berpijak pada akar budaya dan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Refleksi Religius: Merdeka untuk Sehat

Momentum setahun kepemimpinan ini sekaligus menjadi cermin betapa kesehatan adalah nikmat terbesar. Kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajahan, tetapi juga bebas dari ancaman obat palsu, makanan berbahaya, dan zat beracun yang mengintai rakyat.

Kaleidoskop ini menjadi doa kolektif: semoga ikhtiar yang telah dijalani berbuah berkah. Karena dalam setiap langkah pengawasan, ada doa ibu yang ingin anaknya tumbuh sehat, ada harapan ayah yang ingin keluarganya selamat, ada jutaan jiwa yang menitipkan masa depan pada kerja senyap BPOM.