Lombok Tengah — Dalam Rangka Cipta Kondisi Menjelang Perhelatan Event MotoGP 2025 Seri Ke-18 Di Sirkuit Mandalika Lombok Tengah Oktober mendatang, Sejumlah Aktivis dan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM di Kabupaten Lombok Tengah menggelar Diskusi Publik Dengan Tema “Melestarikan Budaya Ramah melalui Event MotoGP serta Meningkatkan Citra Pariwisata yang aman & Nyaman”
Gelaran event MotoGP 2025 Sirkuit Pertamina Mandalika Lombok Tengah semakin dekat, dan menjadi perhatian sejumlah Aktivis bersama Lembaga Swadaya Masyarakat LSM di kabuoaten Lombok Tengah dengan menggelar Diskusi Publik di Talk Cafe Praya Lombok Tengah pada Pukul 16.00 Wita Rabu tanggal 6 Agustus 2025.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Ketua LSM ALARM NTB LALU HIZZI tersebut menghadirkan narasumber, Sekertaris Daerah Kabupaten Lombok Tengah H. Lalu Firman Wijaya, S.T., M.T, Kadis Pariwisata Lombok Tengah yang diwakili Kabid Pengembanagn SDM dan Ekonomi Kreatif Dispar Lalu Imam Mahardika, Ketua LESSA DEMARGASI Hassan Massad dan Ketua APKLI Lombok Tengah Baiq Aria Ningrum serta dihadiri 40 peserta dari berbagai LSM dan aktivis di Lombok Tengah.
Dalam arahannya, Sekda Lombok Tengah H. Lalu Firman Wijaya, menyambut baik kegiatan ini dan mengucapkan terima kasih kepada Ketua ALARM NTB yang telah mengadakan kegiatan Diskusi Publik ini.
Menurutnya, Aktivis di Kabupaten Lombok Tengah sangat kompleks dan Pariwisata merupakan sektor yang dapat menggerakkan banyak sektor dan memiliki kebutuhan begitu kompleks, namun rentan memiliki permasalahan, bahkan dalam Negara tertentu sering mengeluarkan kebijakan sebagai upaya melindungi warga negaranya.
“Satu isu kecil saja bisa menurunkan jumlah kunjungan wisata, dan pada Negara-negara tertentu langsung mengeluarkan travel warning dan kabijakan larangan dalam rangka melindungi warga negaranya pada merupakan kebutuhan tersier sehingga kebutuhan terkait keamanan dan kenyamanan sangat tinggi dan meruapakan hal yang mutlak dalam sektor Pariwisata, “katanya.
Untuk itu, aman dan nyaman menjadi kata mutlak yang harus di ciptakan di kepada para tamu yang datang sehingga akan mendorong peningkatan sektor pariwisata khususnya di Lombok Tengah.
Sementara itu, Ketua LESSA DEMARGASI Hasan Massad menegaskan, pada event WSBK dan MotoGP masih mengedepankan jangka pendek, bisnis dan tidak berfikir jangka panjang, sehingga permasalahan di Daerah menjadi sangat komplek, seperti adanya aturan yang tidak memperbolehkan transportasi online pada daerah tertentu dan membuat masyarakat masih belum siap untuk bersaing.
Di sisi lain, persoalan Konflik lahan yang sering bias dan premanisme yang kerap terjadi menjelang hingga saat pelaksanaan Event, tanpa disadari menjadi pemicu merosotnya ekonomi sehingga destinasi tidak kompetitip mengabitkan sulitnya investasi masuk ke Lombok Tengah.
“Pada event WSBK dan MotoGp kita masih mengedepankan jangka pendek, bisnis dan jarang berfikir jangka panjang, dan sebagai masyarakat atau tuan rumah untuk memajukan Pariwisata di Prov. NTB, namun permasalahan di daerah kita sangat Komplek seperti adanya aturan yang tidak memperbolehkan transportasi online pada daerah tertentu, yang berarti masyarakat masih belum siap untuk bersaing, dan persoalan Konflik lahan yang terjadi dan sering bias pada saat pelaksanaan Event, kemudian permasalahan premanisme yang kerap terjadi , tanpa disadari merosotnya ekonomi sehingga destinasi yang tidak kompetitip mengabitkan sulitnya investasi masuk pada wilayah tersebut termasuk di Tanjung Aan, “ujarnya.
Di tempat yang sama Ketua ALARM NTB Lalu Hizzi menjelaskan, diskusi ini digelar untuk menyerap aspirasi dan membahas berbagai persoalan tentang persiapan penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika yang akan berlangsung 3 hingga 5 Oktober 2025 mendatang, serta melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan MotoGP sebelumnya.
Menurutnya, Adanya pengaruh positif terhadap perekonomian dan pariwisata di Provinsi NTB dan khususnya di Kabupaten Lombok Tengah, dimana event MotoGP akan banyak mendatangkan para wisatawan domestik maupun mancanegara yang akan menonton event Internasional tersebut, menjadi kaharusan Aktiivis bersama LSM khususnya di Lombok Tengah turut serta menjaga Situasi Kamtibmas diwilayah Hukum Lombok Tengah agar event MotoGP 2025 tahun ini berjalan dengan aman dan lancar.
“LSM dan Aktivis siap berkolabirasi dengan semua pihak demi kesuksesan Event Internasional MotoGP 2025, karena event ini merupakan Sebuah Ajang Promosi Destinasi Pariwisata Daerah di provinsi NTB pada umumnya dan di Kabupaten Lombok Tengah khususnya,dan LSM ALARM bersama Aktivis lainnya juga akan mengajak seluruh masyarakat NTB khususnya Masyarakat Kabupaten Lombok Tengah untuk sama-sama menjaga, mengamankan dan ketertiban untuk mensukseskan Event Internasional MotoGP, “tengas Hizzi.
Dalam kesempatan yang sama, Kabid Pengembanagn SDM dan Ekonomi Kreatif Dispar Lombok Tengah Lalu Imam Mahardika mengaskan, pada setiap Event Internasional MotoGP akan muncul beberapa permasalahan terkait dengan Transportasi dan Akomodasi, calo tiket maupun akomodasi yang tidak bisa dihindari dan memberikan citra buruk kepada wisatawan.
Selain itu, pada setiap Event MotoGP banyak tamu menginap di luar Lombok Tengah, sehingga menjadi perhatian semua pihak dan kedepanya akan perhatian untuk dibenahi dan akan membentuk satgas yg melibatkan Pemuda, aktivis dan Tokoh Masyarakat.
Menurutnya, sektor pariwisata di Kabupaten Lombok Tengah menghadapi sejumlah permasalahan yang kompleks, mulai dari ketergantungan yang tinggi terhadap kawasan Mandalika sehingga destinasi wisata lain kurang terekspos, dan infrastruktur pendukung yang belum merata seperti akses jalan, fasilitas umum, dan transportasi public, serta kualitas sumber daya manusia di bidang pariwisata juga masih rendah, terutama dalam hal pelayanan dan penguasaan bahasa asing,
“Pada intinya dalam setiap Event Internasional Moto Gp akan muncul beberapa mermasalahan terkait dengan Transportasi dan Akomodasi di luar pada daerah ring 1 Event, banyak beredar calo tiket maupun akomodasi yang tidak bisa dihindari dan memberikan citra buruk kepada wisatawan, kemudian pada setiap Event MotoGP kebanyakan tamu nginap di luar Lombok Tengah yang menjadi Pr kita bersama termasuk restoran atau makan para wisatawan lebih memilih di luar Lombok Tengah, sehingga kedepanya ini akan menjadi pembenahan kita semua dan akan membentuk satgas yg melibatkan Pemuda, aktivis dan Tokoh Masyarakat,”tegasnya.
Selain itu, isu lingkungan seperti sampah dan alih fungsi lahan juga menjadi perhatian serius, dan di perparah oleh lemahnya regulasi serta konflik pengelolaan lahan antara investor dan masyarakat lokal. Ketergantungan pada event besar seperti MotoGP membuat kunjungan wisatawan tidak stabil, dan pemulihan pasca-pandemi belum sepenuhnya dirasakan oleh semua pelaku usaha pariwisata, menjadikan sektor ini sangat rentan terhadap krisis dan fluktuasi global, “pungkasnya.