LOMBOK – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Perangi Narkoba (GEMPAR) NTB mengingatkan masyarakat bahwa narkoba bukanlah jalan keluar dari permasalahan hidup, melainkan justru menambah persoalan baru yang jauh lebih kompleks.
Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua LSM Gempar NTB, M. Suburman dalam menyoroti semakin maraknya kasus penyalahgunaan narkoba di berbagai lapisan masyarakat.
“Miris rasanya ketika mendengar bahwa pengguna narkoba bukan hanya dari kalangan tidak berpendidikan, tapi juga muncul dari kalangan berpendidikan, bahkan dari unsur legislatif seperti anggota DPR,” ujar Suburman, Kamis (17/7/2025).
Namun, Suburman menekankan bahwa pengguna narkoba tidak seharusnya diposisikan semata-mata sebagai pelaku kriminal.
“Pengguna narkoba sejatinya adalah korban, bukan penjahat. Mereka seharusnya direhabilitasi oleh lembaga seperti BNN, bukan serta-merta dikriminalisasi,” tegasnya.
Menurut dia, masih banyak masyarakat yang memiliki pemahaman keliru mengenai pengguna narkoba, dan menganggap mereka sepenuhnya sebagai pelaku kejahatan. Padahal, penyalahgunaan narkoba sering kali berakar dari permasalahan sosial, terutama di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar.
“Kita sering lupa bahwa kondisi keluarga yang tidak harmonis, lingkungan yang buruk, atau kurangnya perhatian orang tua bisa menjadi pemicu utama seorang anak terjerumus dalam dunia gelap narkoba,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya pemberantasan narkoba dimulai dari akar masalah, bukan hanya sebatas menangkap pengedar atau pengguna.
“Kita memang sering melihat penangkapan puluhan orang dalam operasi narkoba, tapi pertanyaannya: siapa di balik semua ini? Dari mana barang haram ini masuk dan siapa pemasok utamanya?” tanya dengan nada kritis.
Peran Keluarga dan Sekolah Sangat Vital
Lebih jauh, Suburman menekankan bahwa keluarga memiliki peran sangat penting dalam membentengi anak-anak dari ancaman narkoba.
Ia mencontohkan kasus di salah satu wilayah Kecamatan Janapria, Lombok Tengah, di mana ditemukan sejumlah anak dan bahkan ibu rumah tangga yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.
“Faktor lingkungan dan keluarga sangat menentukan. Hal kecil yang sering kita abaikan sebagai orang tua, seperti kurangnya komunikasi dan perhatian, bisa berdampak besar pada masa depan anak-anak,” tambahnya.
Pihak sekolah, guru, dan komite pendidikan juga diajak untuk lebih aktif dalam memberikan pemahaman kepada siswa terkait bahaya narkoba. Menurutnya, sosialisasi dan edukasi harus dimulai sejak usia dini, khususnya di jenjang SMP dan SMA.
“Sekarang ini, anak SMP saja sudah banyak yang terpapar narkoba. Ini kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Sekolah harus punya aturan dan pengawasan yang lebih ketat,” tegasnya.