Lombok Utara — Komitmen Polres Lombok Utara menjaga ruang keberagaman kembali tertoreh dalam sejarah. Bertempat di kawasan Mapolres Lombok Utara, Kepala Kepolisian Resor Lombok Utara Polda NTB AKBP Agus Purwanta, S.I.K. secara resmi meletakkan batu pertama pembangunan Bale Gong dan Gapura Pura Amerta Giri Rinjani, Kamis (17/7) bertepatan dengan Wraspati Kliwon, Wuku Menail.
Hadir mendampingi, Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara Ny. Heny Agus Purwanta, para pejabat utama Polres, jajaran personel, Bhayangkari, Camat Gangga serta tokoh agama Hindu serta tamu undangan. Prosesi sakral ini menjadi simbol kuatnya nafas toleransi di jantung institusi penegak hukum di ujung utara Pulau Lombok.
Pura Amerta Giri Rinjani mulai dibangun pada 2019 dan kini menjadi salah satu dari lima rumah ibadah yang berdiri di dalam Mapolres Lombok Utara. Keberadaan pura ini tak hanya menjadi tempat sembahyang bagi 164 anggota IKBH Polres Lombok Utara, tetapi juga bukti nyata inklusivitas yang dihidupi keluarga besar Polres.
“Sebagai pimpinan, ketika anggota menyampaikan niat membangun kelengkapan sarana ibadah seperti Bale Gong, saya langsung mendukung penuh,” kata Kapolres Agus.
“Personel yang kuat harus punya dukungan spiritual yang kuat pula. Terlebih tantangan pekerjaan Polri makin kompleks. Dukungan dari anggota dan masyarakat luar biasa. Saya bangga dengan semangat toleransi di Lombok Utara,” ujarnya.
Selain Bale Gong, pembangunan ini juga mencakup jabe sisi yang akan difungsikan sebagai sanggar seni, tempat persiapan upacara, hingga ruang pertemuan. Pembangunan dengan anggaran sekitar Rp 60 juta ini sepenuhnya bersumber dari kas IKBH dan dukungan internal Polres Lombok Utara, dengan target rampung dalam dua bulan ke depan.
Bagi Bhayangkari Cabang Lombok Utara, pembangunan Bale Gong lebih dari sekadar fasilitas ibadah. Ny. Heny Agus Purwanta menilai prosesi ini sebagai tonggak kebahagiaan sekaligus ruang abadi merawat toleransi di lingkungan Polres.
“Sebagai istri anggota Polri, saya sangat mendukung dan bahagia menjadi bagian dari pembangunan sarana ibadah ini. Bhayangkari juga punya peran untuk memberi sentuhan keibuan agar arti toleransi benar-benar hidup, menyejukkan, dan memperkuat soliditas internal Polri,” ujarnya.
Bhayangkari bahkan mulai menjajaki pemanfaatan Bale Gong sebagai ruang eksplorasi seni bagi anak-anak generasi muda Hindu di lingkungan Polres Lombok Utara.
“Kelak, latihan tari dan sanggar seni akan dipersembahkan pada saat peresmian Bale Gong nanti. Saya ingin keindahan toleransi menyejukkan ini terus diwariskan ke anak cucu, kerabat, dan generasi mendatang,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan IPTU I Putu Sastrawan, S.H. memastikan proses pembangunan mengikuti ketentuan adat Hindu Kosala Kosali — mulai dari penentuan hari baik hingga posisi bangunan.
“Manajemen keuangan kami jalankan sesuai tahapan. Target utama Bale Gong, lalu gapura. Tantangan teknisnya justru di penentuan hari baik dan posisi bangunan agar sesuai adat. Bale Gong akan jadi sanggar seni, tempat belajar budaya Hindu generasi Polri,” jelasnya.
Polres Lombok Utara tercatat sebagai satu-satunya Mapolres di jajaran Polda NTB dengan fasilitas ibadah lengkap untuk lima agama. Selain masjid, gereja, dan vihara yang telah diresmikan sebelumnya, kini pembangunan Bale Gong di Pura Amerta Giri Rinjani semakin meneguhkan rumah besar toleransi di Gumi Tioq Tata Tunaq.