Lombok Barat — Terus mendukung program ketahanan pangan nasional serta meningkatkan kualitas pembinaan kemandirian bagi warga binaan, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lombok Barat melaksanakan kegiatan pemupukan kedua tanaman padi di area pertanian dalam lingkungan lapas, Rabu (09/07).
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program pembinaan kemandirian di bidang pertanian yang secara rutin dilaksanakan, sebagai bentuk pembekalan keterampilan produktif bagi warga binaan. Pemupukan tahap kedua ini dilakukan tepat pada usia tanaman padi 45 hari setelah masa tanam (HST).
Adapun luas lahan sawah yang dikelola oleh Lapas Lombok Barat mencapai 1,2 hektare (1.200 m²), dengan jenis padi yang dibudidayakan adalah Inpari-32, yaitu varietas unggul yang dikenal memiliki potensi hasil tinggi dan tahan terhadap serangan penyakit. Dalam proses pemupukan ini, digunakan dua jenis pupuk, yaitu pupuk Urea dan Ponska, yang berfungsi untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil panen secara optimal.
Kepala Lapas Kelas IIA Lombok Barat, M. Fadli, menyampaikan bahwa kegiatan pertanian ini tidak hanya mendukung swasembada pangan, tetapi juga menjadi media pembinaan keterampilan dan karakter bagi warga binaan.
“Melalui kegiatan ini, kami berupaya menanamkan nilai kerja keras dan keterampilan yang bermanfaat bagi warga binaan. Lewat bertani, warga binaan belajar tentang kerja keras, kesabaran, serta pentingnya kontribusi bagi sesama, bahkan bagi negeri,” Ujar Fadli.
Kegiatan ini dilaksanakan di bawah pengawasan petugas pembinaan kemandirian. Seluruh proses dilaksanakan sesuai dengan standar teknis pertanian, mulai dari pengolahan lahan, penanaman, hingga tahap pemupukan dan panen nantinya.
Dengan adanya kegiatan ini, Lapas Lombok Barat menunjukkan peran aktif lembaga pemasyarakatan tidak hanya dalam hal pembinaan hukum, tetapi juga dalam memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional di sektor pertanian.
Dengan semangat “Tumbuhkan Harapan, Bangun Asa”, Lapas Lombok Barat membuktikan bahwa niat baik dan kontribusi positif tidak pernah mengenal batas. Kegiatan ini dapat menjadi simbol semangat perubahan, warga binaan turut menanam harapan dan membangun masa depan yang lebih baik. Di atas tanah sawah itu, tidak hanya tumbuh padi tetapi juga harapan, cita-cita, dan jalan baru menuju kehidupan yang lebih baik.