Lombok Barat – Dalam upaya melestarikan warisan budaya Nusantara, warga binaan umat Hindu Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lombok Barat antusias mengikuti kegiatan pembelajaran aksara Bali yang digelar di Pura Padmasana Bajra Satwa Lapas Lombok Barat, Selasa (01/07). Program ini merupakan bagian dari pembinaan kepribadian yang bertujuan meningkatkan wawasan kebudayaan sekaligus memberi keterampilan baru bagi para warga binaan.
Kalapas Lombok Barat, M. Fadli menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari strategi pembinaan yang tidak hanya berfokus pada disiplin, tetapi juga pembentukan karakter dan identitas budaya. “Kami ingin warga binaan memiliki kesempatan untuk mengenal dan mencintai kekayaan budaya bangsa, sehingga saat mereka kembali ke masyarakat nanti, mereka bisa menjadi agen pelestari budaya,” ujarnya.
Kegiatan rutin ini tambahnya, dilaksanakan atas kerja sama antara pihak Lapas dengan Kementerian Agama Kabupaten Lombok Barat. Para warga binaan diajarkan dasar-dasar membaca dan menulis aksara Bali, termasuk filosofi di balik tiap goresan huruf, melalui metode pembelajaran yang interaktif dan aplikatif.
Salah satu warga binaan yang mengikuti kegiatan tersebut mengaku senang dan bangga bisa belajar aksara daerah yang sebelumnya tidak pernah ia kenal. “Saya baru tahu kalau huruf Bali itu indah dan penuh makna. Semoga saya bisa terus belajar dan membagikan ilmu ini nanti,” ucapnya.
Sementara itu, Penyuluh Ahli Muda Kemenag Lombok Barat, Ni Made Sudarsini selaku pengajar aksara Bali dalam kegiatan tersebut, mengungkapkan apresiasinya terhadap semangat belajar para warga binaan. “Saya sangat terkesan melihat antusiasme warga binaan. Mereka benar-benar ingin belajar dan memahami aksara Bali, bukan sekadar menulis, tapi juga menghargai nilai budaya di baliknya,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa pembelajaran ini merupakan langkah kecil namun penting dalam menjaga eksistensi aksara daerah di tengah arus globalisasi.
Dengan adanya program ini, diharapkan warga binaan tidak hanya menjalani masa pidana, tetapi juga mendapatkan bekal positif berupa pengetahuan budaya yang dapat membangun jati diri dan rasa cinta tanah air. Program serupa direncanakan akan terus digelar secara berkelanjutan dengan variasi materi kebudayaan lainnya.