Bima-Jakarta, 27 Juni 2025 – Dunia perfilman Indonesia kembali diwarnai oleh sebuah karya yang berjanji akan menguras emosi dan memberikan sudut pandang baru tentang pengorbanan. Film drama berjudul “Believe: Takdir, Mimpi, dan Keberanian”, yang diadaptasi dari buku karya Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, hari ini resmi merilis trailer dan poster keduanya. Film ini digarap oleh dua sutradara handal, Rahabi Mandra dan Arwin Tri Wardhana, dan siap menyuguhkan narasi mendalam tentang keluarga, pengorbanan tak terucap, serta perjalanan menemukan jati diri melalui luka batin yang seringkali terabaikan. Dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 24 Juli 2025, “Believe” menjanjikan pengalaman sinematik yang menyentuh hati.
Menguak Luka Tak Terlihat di Balik Seragam Prajurit
“Believe” menyoroti kisah Agus (diperankan oleh Ajil Ditto), seorang remaja yang tumbuh besar dalam keheningan dan jarak emosional dari ayahnya, Sersan Kepala Dedi (Wafda Saifan). Sosok ayah yang seorang prajurit TNI, lebih sering berada di medan tugas daripada di rumah, meninggalkan kekosongan dan pertanyaan tak terjawab dalam diri Agus. Rasa kehilangan dan kerinduan yang mendalam perlahan membentuk luka batin yang tak terlihat namun terasa begitu dalam. Namun, alih-alih menjauh, Agus justru memilih untuk mengikuti jejak sang ayah—bukan sekadar ingin menjadi pahlawan, melainkan untuk mencari jawaban atas luka yang tertinggal sejak masa kecilnya.
Film ini dengan cermat memperlihatkan dinamika kompleks dalam keluarga prajurit, yang seringkali tersembunyi dari pandangan publik. Sosok ayah yang jauh secara fisik namun selalu hadir dalam pikiran, menjadi refleksi dari banyak keluarga TNI yang menghadapi tantangan serupa.
Kekuatan Perempuan di Balik Prajurit
Di balik perjalanan emosional Agus, “Believe” juga memberikan sorotan penting pada peran dan perjuangan para perempuan tangguh dalam keluarga prajurit. Ada Evi (Adinda Thomas), seorang ibu rumah tangga yang setia, kuat, dan senantiasa menjadi tiang penyangga keluarga di tengah ketiadaan sang suami. Kemudian, hadir pula sosok ibu mertua Agus (diperankan oleh aktris senior Maudy Koesnaedi) yang menjadi penopang keluarga dengan kebijaksanaan dan kasih sayang tak bersyarat.
Melalui karakter-karakter ini, film “Believe” menunjukkan bahwa peperangan sejati tidak hanya berlangsung di garis depan, di medan laga, tetapi juga terjadi di dalam rumah. Ini adalah pertempuran melawan rindu yang terpendam, keteguhan yang terus-menerus diuji, dan cinta yang tetap menyala terang meskipun seringkali dibalut dalam kesendirian dan penantian panjang. Film ini memberikan penghormatan kepada para wanita hebat yang setia mendukung pengabdian suami mereka kepada negara.
Refleksi Universal tentang Pengorbanan dan Mimpi
Dengan balutan visual yang sinematik, didukung oleh akting memukau dari para pemainnya, dan skenario yang kaya emosi, “Believe” mengeksplorasi tema-tema besar tentang pengorbanan, makna tanggung jawab, dan kekuatan mimpi. Film ini merupakan sebuah kisah universal tentang anak-anak yang tumbuh dengan kerinduan mendalam akan sosok ayah, pria-pria yang memilih untuk membungkam perasaan demi tugas negara, dan wanita-wanita yang setia menanti dalam senyap di balik dinding rumah.
“Believe bukan sekadar film militer. Ini adalah drama keluarga yang merefleksikan realitas kehidupan banyak masyarakat Indonesia—tentang kehilangan, ketabahan, dan mimpi yang tumbuh dari luka,” ungkap Rahabi Mandra, salah satu sutradara film ini. Pernyataan ini menegaskan bahwa film ini menjangkau lebih dari sekadar genre militer, melainkan menyentuh isu kemanusiaan yang relevan bagi banyak orang.
Dukungan Nama Besar dan Harapan Mendalam
Film ini semakin diperkuat dengan kehadiran nama-nama besar di industri perfilman Indonesia seperti Teuku Rifnu Wikana dan Rey Bong, serta almarhumah aktris senior Ratna Riantiarno. Kehadiran mereka menambah bobot dan kedalaman pada karakter-karakter yang disajikan, memperkaya narasi film secara keseluruhan. “Believe” adalah hasil kolaborasi apik antara cerita personal dan kepentingan kolektif—sebuah upaya mulia untuk menyuarakan sisi lain dari kehidupan para prajurit TNI dan keluarga mereka yang selama ini jarang mendapat sorotan utama dalam dunia perfilman Indonesia.
Baik Rahabi Mandra maupun Arwin Tri Wardhana memiliki visi yang sama dalam menggarap film ini. “Kami ingin penonton merasakan bahwa di balik seragam prajurit, ada manusia dengan segala rasa takut, rindu, dan keraguan. Ini film tentang kepercayaan – bahwa di balik luka, ada terang,” kata kedua sutradara tersebut, memberikan gambaran tentang pesan inti yang ingin mereka sampaikan.
“Believe: Takdir, Mimpi, dan Keberanian” tidak hanya layak ditunggu karena jajaran bintang dan sutradara di baliknya, tetapi juga karena kekuatan emosional dan relevansi kisahnya yang begitu mendalam. Film ini adalah undangan bagi penonton untuk kembali percaya pada ikatan keluarga yang tak terpatahkan, pada cinta yang sederhana namun abadi, dan pada masa depan yang bisa diperjuangkan meski harus menempuh jalan yang berliku.