BeritaDaerahPemerintahan

DPRD Lombok Timur Geram Atas Sikap Arogan Atas Sikap Bupati Haerul Warisin Usir Guide Lombok Tengah di Teluk Ekas

×

DPRD Lombok Timur Geram Atas Sikap Arogan Atas Sikap Bupati Haerul Warisin Usir Guide Lombok Tengah di Teluk Ekas

Sebarkan artikel ini

MATARAM, NTBAnggota DPRD Kabupaten Lombok Timur Ahmad Amrullah mengaku geram atas sikap arogan yang ditunjukkan Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin alias Haji Iron. Hal itu imbas insiden pengusiran seorang guide (pemandu wisata) asal Lombok Tengah dari Teluk Ekas.

Politikus PDI Perjuangan itu berpandangan, Haerul Warisin telah menyinggung aspek yang sangat sensitif. Terutama terkait relasi sosial antara masyarakat Lombok Timur dengan Lombok Tengah.

Faktanya, masyarakat Lombok Tengah ramai-ramai bereaksi atas sikap Haerul Warisin. Mereka mengecam sikap tersebut yang tidak mencerminkan norma-norma kebaikan yang selama ini telah tumbuh di masyarakat.

“Tidak elok, tidak bijak seorang pemimpin menunjukkan sikap demikian. Kita ini NKRI, jangan sampai tepecah belah atas sikap arogan Pak Bupati yang mengusir warga Lombok Tengah yang membawa tamu ke daerah kita (Lombok Timur),” kata Amrullah kepada awak media pada Rabu (18/6/2025).

Dampak dari peristiwa tersebut, masyarakat Lombok Tengah merasa sangat tersinggung. Amrullah khawatir, sikap yang ditunjukkan Bupati bisa berdampak lebih luas kepada aspek kondusivitas hubungan kedua daerah.

“Ini menyinggung perasaan masyarakat Lombok Tengah, takutnya berdampak kepada persoalan sosial yang jauh lebih luas. Warga kita (nelayan) banyak juga yang ke Awang Lombok Tengah. Nanti kalau masyarakat di sana bersikap, bagaimana? Ini kan berbahaya,” ujar Amrullah.

Semestinya, Haji Iron bisa bersikap lebih bijak. Mengedepankan cara-cara yang lebih sopan dalam menyelesaikan persoalan. Dalam konteks ini, kata Amrullah, Haji Iron sebetulnya bisa langsung melakukan komunikasi dengan Pemda Lombok Tengah. Dalam hal ini, Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri.

“Itu kan lebih elok. Tidak akan ada kegaduhan. Kalau sudah begini kan jadi membuat masalah sendiri,” jelasnya.

Dari aspek pariwisata, Amrullah menyarankan Bupati Lombok Timur untuk fokus mengevaluasi diri. Pemerintah daerah seharusnya fokus pada penyiapan infrastruktur pariwisata. Termasuk mencari terobosan-terobosan yang bisa menarik wisatawan datang ke Lombok Timur.

“Bupati Lombok Timur harus menyadari kekurangan, kita ini masih banyak pekerjaan rumah. Misalnya dari sisi infrastruktur, kemanaan, dan aspek penunjang pariwisata lain. Sehingga banyak tamu yang menginap di Lombok Timur,” ujarnya.

Ia berharap, dampak dari tindakan Haji Iron itu tidak menjadi lebih luas kendati tindakan tersebut berisiko merusak reputasi Lombok Timur sebagai destinasi ramah wisatawan.

“Wisatawan datang untuk menikmati keindahan, bukan melihat konflik internal. Tindakan itu sangat disayangkan,” jelasnya.

Semestinya, Bupati Lombok Timur memanggil dan melakukan dialog apabila menemukan adanya kesalahan yang dilakukan oleh guide atau boatman.

“Seharusnya dilakukan dengan cara dialog mengundang pihak pihak yang terkait untuk menemukan solusi, ini bisa merusak citra pariwisata Lombok Timur,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, momen kita Bupati Lombok Timur Haerul Warisin alias Haji Iron ‘mengusir’ guide (pemandu wisata) di Pantai Ekas, Lombok Timur viral. Peristiwa tersebut terjadi usai Haji Iron menghadiri Rapat Koordinasi Pelaku Wisata Blue Zone Tourism.

Dalam rakor tersebut, Bupati Lombok Timur menyerap berbagai permasalahan yang dihadapi pegiat wisata di sekutar Teluk Ekas.

Usai rakor, Bupati langsung turun untuk meninjau spot surfing yang dianggap bermasalah di Teluk Ekas.

Saat berada di tengah laut, Bupati Iron berjumpa dengan salah seorag guide yang tengah memarkirkan perahunya. Perahu yang ditumpangi Haji Iron bersama tim kemudian mendekat.

Dalam kesempatan tersebut, Haji Iron mengusir pemandu wisata yang disebutkan berasal dari Lombok Tengah tersebut.

“Kamu dari Lombok Tengah ya, kenapa kamu parkir di sini? Mana tamumu? Bawa tamumu pulang sana. Bawa pulang, ndak boleh ke sini. Berangkat sana, jalan,” ungkap Haerul Warisin sebagaimana dikutip PolitikaNTB pada Rabu (18/6/2025).

Tak berhenti di situ, Politikus Partai Gerindra itu meminta pemandu wisata tersebut untuk memberitahukan perihal larangan tersebut kepada rekannya yang lain.

“Bilang sama teman-teman kamu sekarang ndak boleh ke sini. Ini kamu berhadapan dengan pemerintah (bupati), bukan kepala desa. Saya yang langsung turun ini,” ujar Haji Iron.