BeritaEdukasiGaya HidupSosial BudayaTNI-Polri

Mengungkap Rahasia Cupu Manik Astagina: Ny. Heny Agus Purwanta Cetak Bhayangkari Berkarakter Unggul

×

Mengungkap Rahasia Cupu Manik Astagina: Ny. Heny Agus Purwanta Cetak Bhayangkari Berkarakter Unggul

Sebarkan artikel ini

Lombok Utara, – Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta, menegaskan pentingnya nilai-nilai luhur dalam membentuk karakter Bhayangkari yang berintegritas dan beretika. Dalam Sidang BP4R (Badan Pembantu Penasehat Perkawinan, Perceraian dan Rujuk) anggota Polres Lombok Utara yang berlangsung di Aula Sarja Arya Racana, Pada Jumat ( 13/6 ) Ny. Heny mengupas secara mendalam filosofi Cupu Manik Astagina sebagai pedoman hidup seorang Bhayangkari di era modern.

Kegiatan yang dipimpin oleh Wakapolres Kompol Adhika dan Kabag SDM Polres AKP Agus Rachman tersebut menghadirkan para calon pengantin anggota Polri, bersama keluarga dan calon istri, sebagai bentuk pembekalan moral dan spiritual sebelum menjalani kehidupan berumah tangga.

“Cupu Manik Astagina bukan sekadar warisan budaya. Ini adalah filosofi hidup yang mengajarkan nilai-nilai utama bagi Bhayangkari. Nilai-nilai ini menjadi kompas moral di tengah derasnya perubahan zaman,” ujar Ny. Heny.

Delapan Pilar Moral Bhayangkari dalam Cupu Manik Astagina

Dalam uraian yang disampaikan secara menyentuh dan penuh empati, Ny. Heny menjelaskan delapan nilai inti dari filosofi Cupu Manik Astagina:

 

1. Beriman – Sebuah fondasi utama bahwa istri anggota Polri harus berpegang teguh pada keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Adil – Menjadi pribadi yang adil dalam keluarga dan sosial, sebagai representasi keadilan institusi Polri.

3. Jujur dan Sederhana – Kejujuran dan kesederhanaan sebagai bentuk keanggunan sejati seorang Bhayangkari.

4. Asah, Asih, dan Asuh – Tiga nilai kasih yang menjadi dasar membina rumah tangga dan komunitas.

5. Berjiwa Besar – Kesiapan untuk memaafkan, menerima, dan terus melangkah ke depan meski dalam tekanan.

6. Bersemangat dan Penuh Daya Cipta – Kreatif, adaptif, dan penuh energi dalam membina keluarga dan mendukung tugas suami.

7. Berteguh Hati dan Rela Berkorban – Ketangguhan hati dan pengorbanan adalah harga yang sering tak terlihat, namun sangat berarti.

8. Mengabdi Tanpa Pamrih – Ketulusan dalam mendampingi dan membangun, tanpa syarat dan pamrih.

Nilai-nilai ini, menurut Ny. Heny, bukan hanya untuk dihafal, tetapi dihayati dan dijalani secara nyata dalam kehidupan Bhayangkari sehari-hari.

Media Sosial: Cermin Etika Seorang Istri Aparatur Negara

Ny. Heny juga mengangkat isu aktual yang kian meresahkan: penggunaan media sosial secara tidak bijak oleh istri anggota Polri. Dalam nada tegas namun membangun, beliau menegaskan bahwa media sosial bukanlah tempat untuk meluapkan emosi pribadi.

“Jangan curhat di media sosial. Ketika ada masalah rumah tangga, kembalilah ke organisasi. Kita bukan hanya perempuan biasa. Kita adalah istri aparatur negara. Apa yang kita lakukan akan menjadi cerminan institusi,” tegasnya.

Peringatan ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya kesantunan digital dan bagaimana setiap unggahan dapat berdampak langsung terhadap citra keluarga besar Polri di mata publik.

Pesan untuk Orang Tua: Dukung Mereka Menjadi Bhayangkari Sejati

Dalam sesi akhir, Ny. Heny menyampaikan pesan penuh haru kepada para orang tua calon pengantin:

“Saya ingin mereka berdinas dengan baik. Dan untuk itu, mereka butuh dukungan yang utuh dari kita semua, khususnya dari sang istri. Saya berharap para orang tua bisa merasa bangga, bukan hanya karena anaknya menikah dengan anggota Polri, tapi karena mereka menjadi keluarga yang siap berbakti dan melayani.”

Bhayangkari: Lebih dari Sekadar Peran Pendamping

Melalui refleksi pada filosofi Cupu Manik Astagina, Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara menunjukkan bahwa peran istri anggota Polri bukanlah sekadar pendamping, melainkan pilar utama yang ikut membentuk citra, karakter, dan keberhasilan suami di lapangan.

Bhayangkari, dalam pandangan Ny. Heny, harus menjadi pemelihara nilai, penjaga martabat keluarga, dan agen keteladanan sosial  mulai dari rumah tangga hingga media sosial.