Mataram – Suasana duka menyelimuti lingkungan kampus Universitas Bumi Gora Mataram setelah seorang mahasiswa asal Timor Leste, berinisial RB (21), ditemukan meninggal dunia di kamar asramanya pada Senin malam (25/5/2025) sekitar pukul 22:00 WITA. Mahasiswa semester 6 jurusan Farmasi ini ditemukan tak sadarkan diri oleh teman-temannya, memicu serangkaian penyelidikan oleh pihak kepolisian untuk mengungkap penyebab pasti kematiannya.
Peristiwa ini pertama kali terungkap ketika beberapa teman RB berniat meminjam laptopnya. Setelah berulang kali memanggil dan mengetuk pintu kamar yang terkunci dari dalam tanpa respons, kecurigaan pun muncul.
“Korban pertama kali diketahui oleh saksi yang hendak meminjam laptop. Karena pintu kamar terkunci dari dalam dan tidak ada respons, para saksi akhirnya mendobrak pintu dan menemukan korban dalam posisi tengkurap di tempat tidur,” terang Kapolsek Sandubaya, AKP Niko Herdianto, S.T.K., S.I.K., membenarkan insiden tersebut.
Melihat kondisi RB yang tidak bergerak, para saksi segera memanggil salah satu dosen kampus. Dosen tersebut kemudian mengecek kondisi korban dan tanpa menunda, langsung menghubungi ambulans. RB segera dilarikan ke Rumah Sakit Kota Mataram, namun sayangnya, upaya penyelamatan itu tak membuahkan hasil. Dari hasil pemeriksaan dokter UGD, RB dinyatakan telah meninggal dunia sebelum sempat mendapatkan perawatan medis.
Tim medis yang melakukan pemeriksaan awal tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Berdasarkan perkiraan awal, korban diduga telah meninggal dunia sekitar dua hingga tiga jam sebelum akhirnya ditemukan.
Menanggapi laporan ini, pihak Kepolisian dari Polsek Sandubaya langsung bergerak cepat. Tim kepolisian segera mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan olah TKP secara menyeluruh bersama unit identifikasi Polresta Mataram. Selain itu, sejumlah saksi kunci yang pertama kali menemukan korban juga telah diinterogasi untuk mengumpulkan informasi detail.
Sebagai bagian dari prosedur standar penyelidikan, Polsek Sandubaya telah membuat laporan polisi dan mengajukan permintaan visum et repertum ke Rumah Sakit Kota Mataram. Langkah ini diharapkan dapat memberikan gambaran medis yang lebih jelas mengenai penyebab kematian RB.
Koordinasi juga menjadi fokus utama dalam penanganan kasus ini. “Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak kampus dan akan segera menghubungi keluarga korban di Timor Leste,” tambah Kapolsek Niko Herdianto. Upaya ini menunjukkan komitmen kepolisian dalam memberikan informasi yang transparan dan memfasilitasi komunikasi dengan keluarga korban yang berada di luar negeri.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap secara pasti penyebab kematian mahasiswa asal Timor Leste ini. Publik, terutama di lingkungan kampus dan komunitas Timor Leste di Mataram, menantikan hasil penyelidikan yang komprehensif dari aparat berwenang.