BeritaDaerahEkonomiSosialWisata

Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Montong Patungan Bangun Sendiri: “Warga Berharap Pemerintah Merespons!”

×

Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Montong Patungan Bangun Sendiri: “Warga Berharap Pemerintah Merespons!”

Sebarkan artikel ini

LOMBOK UTARA – Bertahun-tahun hidup dengan jalanan bak kubangan lumpur, kesabaran warga Dusun Montong, Desa Sama Guna, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara, akhirnya habis. Tanpa menunggu uluran tangan pemerintah daerah yang tak kunjung datang, mereka memutuskan untuk mengambil alih perbaikan jalan sepanjang kurang lebih 3 kilometer secara swadaya. Minggu (25/05/2025), semangat gotong royong terwujud nyata saat warga patungan iuran dan bahu-membahu memperbaiki akses vital ini.

Jalan yang menghubungkan Desa Sama Guna dan Desa Tegal Maja ini bukan sekadar jalur penghubung antar desa. Ia adalah urat nadi ekonomi dan pariwisata. Tak hanya dilalui mobilitas harian warga, jalan ini juga menjadi akses utama menuju kawasan wisata/”>destinasi wisata dan jalan usaha tani yang penting bagi aktivitas pertanian. Namun, kondisi jalan yang rusak parah dan berlubang menjadi momok menakutkan, terutama saat musim hujan tiba. “Setiap musim hujan, jalan ini berubah menjadi kubangan lumpur yang sangat menyulitkan mobilitas warga,” keluh Dian Irawan, Kepala Dusun Montong.

Dana Patungan, Asa Perubahan

Mirisnya, keluhan warga selama bertahun-tahun seolah tak terdengar. Janji pengaspalan dari pemerintah daerah hanya tinggal janji. Alhasil, warga Dusun Montong berinisiatif mengumpulkan iuran sukarela. Setiap keluarga menyumbang sekitar Rp150.000, yang kemudian digunakan untuk membeli material seperti semen, pasir, dan kerikil. Dengan dana seadanya, mereka berhasil merabat sebagian kecil jalan, sekitar 75 meter, dari total tiga kilometer yang rusak parah. “Jalan sepanjang sekitar tiga kilometer ini hanya bisa kami rabat 75 meter saja karena kami kekurangan dana,” tegas Dian.

Kepala Desa Sama Guna, Sutarjo, mengungkapkan keprihatinannya. Ia mengakui bahwa jalan ini sudah beberapa kali dijanjikan akan diaspal, namun belum ada realisasi. “Jalan ini adalah akses penting yang menghubungkan dua desa dan juga dilalui oleh perpipaan bantuan dari provinsi. Sayangnya, pemerintah daerah belum menunjukkan kepeduliannya terhadap jalan ini,” ujar Sutarjo.

Dampak pada Wisata dan Harapan untuk Pemerintah

Tak hanya berdampak pada mobilitas warga dan petani, kondisi jalan ini juga merugikan sektor pariwisata. Adi Dharma Putra, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pondok Sunset Murstaji, menuturkan bahwa banyak pengunjung mengeluhkan kondisi jalan yang rusak saat menuju destinasi wisata di wilayah tersebut. “Akses jalan ini kami butuhkan sekali, terutama demi kenyamanan pengunjung. Banyak yang mengeluh soal kondisi jalan, dan ini bisa berdampak buruk pada perkembangan wisata lokal,” katanya.

Meskipun dengan keterbatasan, semangat gotong royong warga Montong patut diacungi jempol. Mereka berharap, langkah swadaya ini dapat menjadi “tamparan” sekaligus perhatian serius bagi pemerintah daerah. “Kami berharap ada kepedulian dari pemerintah kabupaten terhadap apa yang telah kami rintis ini. Masyarakat sudah bergerak, tinggal bagaimana pemerintah merespons,” pungkas Sutarjo.

Kini, bola ada di tangan pemerintah Kabupaten Lombok Utara. Akankah inisiatif warga Montong ini menjadi pemicu bagi realisasi pembangunan jalan yang lebih layak dan berkelanjutan?