BeritaDaerahEdukasiKebakaran

Keterbatasan Armada dan Personel Bayangi Respons Kebakaran di Lombok Barat

×

Keterbatasan Armada dan Personel Bayangi Respons Kebakaran di Lombok Barat

Sebarkan artikel ini

LOMBOK BARAT, NTB – Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Lombok Barat menghadapi tantangan serius dalam menanggulangi insiden kebakaran dan non-kebakaran. Keterbatasan armada dan personel menjadi kendala utama, di tengah tingginya angka kejadian yang tercatat hingga pertengahan Mei 2025. Data menunjukkan, Damkar Lombok Barat telah menangani 25 kasus kebakaran dan 52 insiden non-kebakaran, namun kemampuan tanggap darurat mereka terus diuji.

Plt. Sekretaris Dinas Damkar Lombok Barat, H. Mohamad Amin, SP, mengungkapkan kondisi memprihatinkan terkait aset dan sumber daya manusia yang mereka miliki. Dari total 118 personel, Damkar Lombok Barat hanya mengoperasikan 5 unit armada pemadam. Ironisnya, hanya dua unit yang berada dalam kondisi prima, sementara tiga unit lainnya sudah termakan usia, mencapai 20 hingga 28 tahun.

“Topografi Lombok Barat yang luas dan berbukit sangat menyulitkan. Idealnya dalam radius 7,5 kilometer bisa dijangkau dalam 15 menit. Namun dengan kondisi armada sekarang, itu hampir mustahil,” jelas Amin saat ditemui di kantornya pada Rabu (21/5/2025). Pernyataan ini menyoroti urgensi pembaruan dan penambahan fasilitas agar waktu respons tidak melebihi batas standar yang diharapkan.

Solusi Jangka Panjang: Pembentukan UPT Baru dan Program Relawan

Menyikapi kondisi tersebut, Damkar Lombok Barat mendorong pembentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) baru di beberapa wilayah strategis. Saat ini, hanya UPT Batulayar yang beroperasi, melayani area Batulayar dan Gunungsari. Amin menilai bahwa Narmada dan Sekotong merupakan kawasan rawan yang mendesak untuk segera memiliki UPT sendiri. Penambahan UPT ini diharapkan dapat memangkas waktu respons dan memperluas jangkauan pelayanan Damkar.

“Ini bukan keinginan, tapi kebutuhan mendesak,” tegas Amin, menekankan pentingnya kehadiran UPT di titik-titik krusial untuk efektivitas penanganan. Dengan adanya UPT baru, diharapkan Damkar bisa lebih cepat tiba di lokasi kejadian, meminimalkan kerugian akibat kebakaran.

Selain itu, Damkar juga menggagas program “Rentcar” (Relawan Kebakaran) yang akan melibatkan masyarakat di tingkat desa dan dusun. Relawan ini akan dibekali Alat Pemadam Api Ringan (APAR), berfungsi sebagai lini pertama pencegahan kebakaran sebelum tim utama tiba di lokasi. Program ini diharapkan dapat membangun kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya mitigasi bencana kebakaran.

 

Sinergi Antarwilayah dan Harapan kepada Pemkab

Upaya sinergi antarwilayah juga telah dilakukan, seperti kerja sama antara Damkar Lombok Barat dengan Damkar Kota Mataram. Namun, Amin menekankan bahwa tanpa tambahan armada dan UPT, risiko keterlambatan akan tetap tinggi, terutama di wilayah perbatasan dan pedalaman yang sulit dijangkau. Sinergi ini, meski penting, belum sepenuhnya mampu menutupi celah akibat keterbatasan internal Damkar Lombok Barat.

Kini, seluruh jajaran Damkar Lombok Barat menaruh harapan besar kepada Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Mereka berharap Pemkab segera mengambil langkah strategis, terutama dalam pengadaan armada baru dan pembangunan UPT di kecamatan-kecamatan rawan kebakaran.

“Kebakaran tidak menunggu. Maka, kesiapan dan kelengkapan kami pun tidak boleh ditunda,” tutup Amin, menyuarakan urgensi tindakan nyata demi keamanan dan keselamatan masyarakat Lombok Barat. Peningkatan kapasitas Damkar bukan hanya soal penambahan alat, tetapi juga investasi jangka panjang untuk melindungi aset dan nyawa warga dari ancaman si jago merah.