EdukasiOpiniSosialTerkini

Mengukur Nilai Diri: Bukan dari Keunggulan, Melainkan dari Kebajikan

×

Mengukur Nilai Diri: Bukan dari Keunggulan, Melainkan dari Kebajikan

Sebarkan artikel ini

Oleh: Dr. I Dewa Nyoman Agung Dharma Wijaya

Opini – Dalam era yang semakin kompetitif, di mana pencapaian sering menjadi tolok ukur nilai seseorang, Dr. I Dewa Nyoman Agung Dharma Wijaya mengajak masyarakat untuk kembali pada nilai dasar kemanusiaan: kebaikan.

“Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tetapi siapa yang berbuat baik. Maka teruslah menjadi orang baik. Jika beruntung, kamu akan menemukan orang baik. Jika tidak, orang baik yang akan menemukanmu,” ujar Dr. Dewa Wijaya.

Pesan tersebut tidak hanya menjadi pengingat, tetapi juga seruan agar masyarakat tidak larut dalam ego dan ambisi pribadi. Kebaikan, menurut beliau, adalah kekuatan sejati yang menciptakan perubahan, baik dalam skala kecil maupun besar.

Lebih lanjut, Dr. Dewa Wijaya menambahkan kebaikan mungkin tak selalu terlihat atau dihargai segera, tapi ia meninggalkan jejak yang mendalam. Dunia tidak membutuhkan lebih banyak orang sempurna, tetapi lebih banyak orang yang tulus.

Kutipan ini mempertegas bahwa menjadi baik bukanlah soal citra, melainkan komitmen batin untuk terus memberi makna dan harapan kepada sesama. Di tengah kompleksitas zaman, nilai-nilai ini diyakini mampu memperkuat kohesi sosial dan memperbaiki hubungan antarmanusia.

Dr. Wijaya berharap pesan ini dapat menginspirasi seluruh lapisan masyarakat, terutama generasi muda, untuk menjadikan kebaikan sebagai gaya hidup dan prinsip dasar dalam berinteraksi.