Lombok Timur, – Sebuah capaian membanggakan datang dari Desa Lendang Nangka, Kabupaten Lombok Timur. Desa ini berhasil menekan angka pernikahan anak hingga nol kasus, sebuah pencapaian yang mendapat apresiasi tinggi dari Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Sinta Agathia Soedjoko.
Apresiasi tersebut disampaikan Bunda Sinta dalam sambutannya saat menghadiri kegiatan “Gawe Gubuk Layanan Integrasi Perlindungan Anak dan Pencegahan Perkawinan Anak” melalui program BERANI II yang berlangsung di Alun-alun Desa Lendang Nangka, Selasa (20/5).
“Saya sangat mengapresiasi Kepala Desa Lendang Nangka, Drs. Lalu Muhammad Isnaini, atas komitmen dan kerja kerasnya, menekan angka perkawinan anak menjadi Zero (nol).” ujar Bunda Sinta.
Selanjutnya Bunda Sinta juga menekankan bahwa pernikahan anak masih menjadi persoalan serius di NTB dan merupakan salah satu penyumbang utama mata rantai kemiskinan. Dengan memutus rantai ini, katanya, NTB bisa perlahan keluar dari lingkaran persoalan sosial dan ekonomi yang selama ini membelenggu.
“Perkawinan anak menimbulkan banyak efek negatif, baik secara psikologis, sosial, maupun ekonomi, yang dampaknya panjang dan menyulitkan masa depan anak-anak kita,” jelasnya.
Lebih jauh, Bunda Sinta menyoroti pentingnya keterlibatan seluruh pihak—dari pemerintah provinsi hingga keluarga—dalam menyamakan visi untuk melindungi anak-anak NTB. Ia juga menekankan peran penting ayah dalam pola pengasuhan.
“Selama ini pengasuhan seringkali dibebankan hanya kepada ibu. Padahal, keterlibatan ayah sangat penting dalam membentuk karakter dan kesiapan anak laki-laki menjadi pemimpin keluarga yang matang, baik secara emosional maupun finansial,” tegasnya.
Keberhasilan Desa Lendang Nangka, menurutnya, patut dijadikan contoh bagi desa-desa lain di NTB, baik di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa.
“Semoga akan muncul lebih banyak desa yang mengikuti jejak Lendang Nangka. Ini adalah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari desa,” harapnya.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan deklarasi dan penandatanganan komitmen dari 20 pondok pesantren di Lombok Timur untuk menjadi Ponpes Ramah Anak, sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan pencegahan perkawinan anak.
Selain itu, Ketua TP PKK NTB juga menyerahkan bantuan bagi para penyandang disabilitas di Desa Lendang Nangka, sebagai bagian dari komitmen mendukung kelompok rentan di tengah masyarakat.