BeritaEdukasiGaya HidupKesehatanSosial

Nestapa Balita Lumpuh di Gerung: Ditinggal Orang Tua, Dirawat Neneknya yang Katarak

×

Nestapa Balita Lumpuh di Gerung: Ditinggal Orang Tua, Dirawat Neneknya yang Katarak

Sebarkan artikel ini

GERUNG, LOMBOK BARAT – Di tengah hiruk pikuk kehidupan, terselip kisah pilu yang dialami Deluna Shaquena Al Qodri, seorang balita berusia 2,5 tahun asal Dusun Luwuk Lauq, Desa Tempos, Kecamatan Gerung, Lombok Barat. Deluna didiagnosis menderita gangguan syaraf, sebuah kondisi yang membuatnya harus menjalani terapi rutin. Ironisnya, di tengah perjuangannya melawan penyakit, ia justru ditinggalkan oleh kedua orang tuanya dan kini dirawat oleh sang nenek yang juga tengah berjuang melawan penyakit katarak.

Kondisi Memprihatinkan Deluna dan Perjuangan Sang Nenek

Saat tim pewarta menyambangi kediamannya, Deluna terlihat tenang dalam pangkuan neneknya, Fatimah. Sekilas, balita mungil ini tampak seperti anak seusianya. Namun, di balik wajah polosnya, tersembunyi perjuangan melawan gangguan syaraf yang mengharuskannya menjalani terapi di RSUD Tripat Gerung setiap dua kali seminggu.

“Setiap Senin dan Kamis harus diantar terapi ke rumah sakit Gerung,” ungkap Fatimah dengan nada lirih, mencerminkan beban yang ia pikul.

Kondisi Deluna semakin memprihatinkan karena ia hanya dirawat oleh kakek dan neneknya. Sang kakek, Muliadi, sehari-hari bekerja sebagai pengarat atau pencari rumput untuk ternak milik orang lain. Penghasilannya pun tak menentu, karena sistem kerjanya berbagi hasil dengan pemilik sapi saat hewan tersebut dijual atau berkembang biak.

Kisah Kelam Masa Lalu Deluna

Fatimah kemudian menceritakan getirnya masa lalu Deluna. Balita yang lahir pada tahun 2022 ini merupakan buah hati dari Lina Mayanti yang saat itu masih berusia 16 tahun, hasil pernikahannya dengan Ari Gunawan. Namun, takdir berkata lain. Bahkan sebelum Deluna lahir ke dunia, kedua orang tuanya telah memutuskan untuk berpisah.

“Sejak lahir, Deluna tidak pernah bertemu ayahnya. Kemudian, ibunya juga pergi meninggalkannya dua minggu setelah dia dilahirkan,” tutur Fatimah dengan mata berkaca-kaca.

Bayi mungil yang seharusnya mendapatkan limpahan kasih sayang dari kedua orang tuanya itu justru harus menghadapi kenyataan pahit ditinggalkan. Beruntung, Fatimah, sang nenek, dengan penuh cinta dan pengorbanan mengambil alih tanggung jawab untuk merawat cucunya.

Pengorbanan Nenek Demi Kesembuhan Cucu

Sebelum Deluna didiagnosis gangguan syaraf pada usia delapan bulan, Fatimah masih aktif berjualan di Pasar Gerung. Namun, demi merawat cucu tercintanya yang membutuhkan perhatian khusus, ia terpaksa berhenti dari pekerjaannya.

“Dia tidak bisa duduk, tidak bisa bicara, dan perkembangannya tidak seperti anak normal lainnya. Makanya saya berhenti bekerja, suami saya yang bekerja menjadi pengarat untuk kebutuhan sehari-hari,” beber Fatimah.

Kini, Fatimah tidak hanya berjuang merawat Deluna yang membutuhkan terapi rutin, tetapi juga harus menghadapi kenyataan dirinya mengidap katarak. Kondisi ini tentu semakin menambah berat beban hidupnya dalam merawat sang cucu.

Kisah Deluna dan Fatimah adalah potret buram kehidupan yang membutuhkan uluran tangan. Di tengah keterbatasan ekonomi dan kesehatan, kasih sayang seorang nenek menjadi satu-satunya sandaran hidup bagi balita malang ini.  perhatian dari pemerintah sangat diharapkan untuk meringankan beban keluarga ini dan memberikan harapan akan masa depan Deluna yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *