PRAYA – Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah menyambut positif peluncuran Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dicanangkan secara nasional sejak Februari 2025.
Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah, Suardi menyatakan bahwa program ini menjadi salah satu instrumen penting dalam upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Kesehatan di daerah.
“Saya sepakat, Program Cek Kesehatan Gratis ini adalah langkah strategis untuk mempercepat peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Ini juga menjadi respons terhadap gaya hidup modern yang cenderung minim olahraga, konsumsi makanan cepat saji, dan pola makan yang tidak seimbang,” ungkap Suardi, Senin (28/4/2025).
Dia menambahkan, saat ini masyarakat tengah menghadapi “beban ganda” dalam dunia kesehatan, yakni penyakit menular yang belum sepenuhnya tertangani, bersamaan dengan lonjakan penyakit tidak menular akibat perubahan gaya hidup.
Sebagai bentuk keseriusan, pemerintah daerah memastikan kesiapan sarana, prasarana, dan tenaga medis di fasilitas kesehatan seperti puskesmas.
“Laboratorium, perawat, dokter, dan apoteker di puskesmas sudah tersedia dan siap melayani. Itu memang bagian dari tugas kami,” jelas Suhardi.
Namun demikian, tantangan tetap ada, terutama terkait ketersediaan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) seperti spuit, masker oksigen, dan benang operasi yang hanya digunakan sekali pakai. Menurut Suhardi, kebutuhan BMHP akan terus dipantau dan dipenuhi berdasarkan evaluasi berkala, sesuai jumlah sasaran yang diperkirakan tiap bulan.
“Menteri Kesehatan juga sudah meminta data kebutuhan BMHP untuk satu tahun ke depan di tiap daerah,” ujarnya.
Di Lombok Tengah, simulasi CKG sudah mulai diterapkan dengan pendekatan berdasarkan kelompok usia. Bayi diperiksa untuk deteksi dini gangguan tiroid, anak-anak menjalani pemeriksaan kesehatan gigi serta skrining tuberkulosis (TBC), sementara orang dewasa dicek gula darah, kolesterol, fungsi pendengaran, dan penglihatan.