BeritaBudayaEdukasiTerkini

Malam Lailatul Qadar di Ambang Pintu: Momentum Transformasi Spiritual di Sepuluh Akhir Ramadan

×

Malam Lailatul Qadar di Ambang Pintu: Momentum Transformasi Spiritual di Sepuluh Akhir Ramadan

Share this article

Lombok Barat – Sepuluh hari terakhir bulan Ramadan 1446 H menjadi babak penentu bagi umat Islam dalam meraih kemuliaan Lailatul Qadar. Ustaz H. Abdul Azis Faradi, M.Pd., Sekretaris LP Ma’arif PCNU Lombok Barat, mengajak umat Muslim untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini dalam sebuah refleksi spiritual yang mendalam.

Dalam tulisannya, Ustaz Abdul Azis Faradi mengingatkan bahwa akhir Ramadan justru menjadi penentu kualitas ibadah yang telah dilalui. Mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya,” beliau menekankan pentingnya memaksimalkan ibadah di penghujung bulan suci ini.

Kebiasaan Rasulullah SAW saat memasuki sepuluh malam terakhir Ramadan menjadi teladan utama. Beliau diriwayatkan mengencangkan ikat pinggangnya (menjauhi istri untuk fokus ibadah), menghidupkan malam-malam dengan berbagai amalan, dan membangunkan keluarganya untuk turut meraih keutamaan. Tindakan ini menunjukkan kesungguhan Rasulullah dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT dan betapa berharganya momen-momen terakhir Ramadan.

Baca Juga :  Kick Off Pelestarian Alam Melalui Penanaman Pohon Dan Bersih Pantai

“Terlewatkan saat-saat spesial di akhir bulan Ramadan, sungguh merupakan kerugian yang sangat besar,” tegas Ustaz Abdul Azis Faradi, mengutip sebuah hikmah yang menyatakan bahwa siapa saja yang terhalang dari kebaikan di malam-malam Ramadan, terutama Lailatul Qadar, maka ia telah terhalang dari kebaikan yang banyak.

Ironisnya, Ustaz Abdul Azis Faradi mengamati bahwa seringkali konsentrasi umat Muslim terhadap ibadah justru menurun di akhir Ramadan. Kesibukan mempersiapkan hidangan Lebaran, pakaian baru, dan berbagai urusan duniawi lainnya dapat mengalihkan perhatian dari fokus utama, yaitu meraih ampunan dan keberkahan di malam-malam yang penuh kemuliaan.

“Tentu ini membutuhkan persiapan yang lebih ekstra lagi,” ujarnya. Beliau menganalogikan persiapan memasuki sepuluh terakhir Ramadan seperti “tancap gas” kedua kalinya, setelah sebelumnya telah mempersiapkan diri di awal bulan. Ibarat mendaki, sepuluh hari terakhir adalah tanjakan yang membutuhkan energi dan fokus lebih.

Baca Juga :  Jalin Silaturahmi, Polsek Mataram Rutin Sholat Subuh Keliling

Untuk memaksimalkan ibadah dan berpotensi meraih Lailatul Qadar, Ustaz Abdul Azis Faradi memberikan beberapa langkah penting:

Memancangkan Niat yang Kuat: Menanamkan tekad yang bulat dalam hati untuk sungguh-sungguh berusaha meraih Lailatul Qadar. Niat ini akan menjadi pendorong semangat dalam beribadah.

Membersihkan Hati: Menyadari bahwa kelambatan dan beratnya beramal seringkali disebabkan oleh dosa dan maksiat yang mengotori hati. Oleh karena itu, membersihkan hati melalui taubat dan istighfar menjadi kunci untuk meningkatkan semangat beribadah.

Dengan niat yang tulus dan hati yang bersih, diharapkan umat Muslim dapat meraih keberkahan dan keutamaan malam Lailatul Qadar, sebuah malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan, dan mengalami transformasi spiritual yang mendalam di penghujung Ramadan yang penuh rahmat ini.

Baca Juga :  Pelabuhan Lembar Aman dan Lancar, Arus Bongkar Muat Deras

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *