Berita NTBBreaking NewsEdukasiOpiniTerkiniTNI-Polri

“Polisi Baik dan Semangat Satu Kebaikan Sehari: Langkah Nyata Membangun Kepercayaan Publik”

×

“Polisi Baik dan Semangat Satu Kebaikan Sehari: Langkah Nyata Membangun Kepercayaan Publik”

Share this article

Jurnalfokus.com, Opini – Baru-baru ini, Kabid Humas Polda NTB, AKBP Muhammad Kholid, mengumumkan sebuah inisiatif baru bernama “One Day One Kindness” (Satu Hari Satu Kebaikan) yang digalakkan bagi seluruh anggota Polda NTB dan Polres jajaran. Program ini bertujuan mendorong personel kepolisian untuk menebar kebaikan setiap hari, baik kepada rekan sejawat maupun masyarakat luas di Nusa Tenggara Barat (NTB). Semangat yang dibawa oleh program ini sangat relevan di tengah persepsi masyarakat tentang citra polisi, yang bagi sebagian orang mungkin masih diliputi pandangan negatif.

Menurut AKBP Kholid, meski citra polisi di masyarakat kerap diwarnai stereotip negatif, masih banyak polisi baik yang bekerja tulus demi keamanan dan kenyamanan bersama. “Saya yakin masyarakat juga merasakan hal itu, hanya saja belum banyak yang terekspos,” katanya.

Program “One Day One Kindness” ini adalah sebuah langkah nyata untuk menyeimbangkan narasi tersebut, menekankan bahwa polisi hadir bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai pelindung dan pengayom yang mengedepankan pendekatan humanis dalam tugas sehari-hari. Tentu saja, program ini menyimpan harapan besar bagi banyak pihak: masyarakat membutuhkan lebih banyak kisah positif dari institusi kepolisian untuk meningkatkan kepercayaan, sedangkan bagi polisi, inisiatif ini menjadi kesempatan untuk menunjukkan sisi humanis mereka di luar rutinitas profesional.

Mengapa program ini relevan?

Pertama, dalam era digital seperti saat ini, persepsi publik terhadap polisi sangat mudah terbentuk melalui media sosial dan pemberitaan. Seringkali, berita negatif tentang oknum yang melakukan pelanggaran atau tindakan represif mencoreng citra kepolisian secara keseluruhan. Sayangnya, upaya baik dari ribuan polisi di lapangan jarang sekali mendapatkan sorotan yang sama. Program ini, dengan aksi nyata sehari-hari, bisa menjadi cara efektif untuk memperlihatkan kepada publik bahwa di balik seragam polisi, ada orang-orang yang tulus dan berkomitmen dalam melayani.

Kedua, program ini dapat mematahkan stigma bahwa polisi hanya bertindak “keras” atau semata-mata sebagai pengayom dalam kapasitas hukum saja. Sebaliknya, mereka bisa hadir dalam wujud-wujud kecil namun penuh makna: membantu warga yang membutuhkan, terlibat dalam kegiatan sosial, atau bahkan sekadar memberikan dukungan moral. Momen-momen seperti ini menjadi penting bagi masyarakat yang merindukan figur polisi yang hangat dan peduli pada lingkungan sekitarnya.

Namun, tentu tidak mudah mengubah persepsi yang telah terbentuk lama di tengah masyarakat. Dibutuhkan konsistensi dan komitmen dari seluruh jajaran kepolisian untuk menjalankan program ini dengan tulus dan tanpa pamrih. “One Day One Kindness” perlu terus dipantau dan dievaluasi, apakah dampaknya telah dirasakan oleh masyarakat ataukah masih perlu penyempurnaan.

Selain itu, pengenalan program ini harus diiringi dengan upaya dokumentasi dan penyebaran cerita positif dari para polisi baik di lapangan. Dengan demikian, aksi kebaikan dari anggota kepolisian dapat menjadi contoh bagi publik dan meningkatkan kepercayaan bahwa polisi benar-benar ada untuk masyarakat.

Pada akhirnya, “One Day One Kindness” adalah sebuah langkah progresif menuju perbaikan citra polisi yang lebih humanis. Jika dijalankan dengan baik, program ini akan membentuk persepsi baru yang lebih positif dan berkesan di hati masyarakat. Bukan sekadar memenuhi tugas formal, polisi menjadi teladan nyata tentang nilai kebaikan yang terus disebarkan, sehari, satu kebaikan, yang lama-kelamaan akan berlipat ganda. Mari kita dukung semangat ini, karena di balik setiap kebaikan kecil yang dilakukan, terbangun harapan besar untuk hubungan harmonis antara polisi dan masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *