Lombok Barat, NTB – Dentuman gendang beleq dan sorak sorai penonton menggema, mewarnai peresean di Lapangan Nindya Karya, Dusun Bangle, Desa Dasan Baru, Lombok Barat, Senin (8/7) sore. Final Peresean “Belet Betatu Saling Kemos” Jilid II berlangsung sengit, mengukuhkan tradisi Sasak yang kaya akan nilai budaya.
Kapolsek Kediri, AKP Jahyadi Sibawaih, S.H., hadir langsung dalam acara ini. Beliau menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya leluhur, “Peresean bukan hanya sekadar adu ketangkasan, tetapi juga simbol keberanian dan sportivitas masyarakat Lombok. Kami berharap generasi muda terus mengenal dan mencintai budaya ini.”
Pertarungan Sengit Lima Ronde
Final Peresean ini menggunakan sistem lima ronde, di mana para pepadu (petarung) berlaga dengan semangat juang tinggi. Mereka saling beradu ketangkasan menggunakan penjalin (tongkat rotan) dan ende (perisai kulit kerbau). Setiap pukulan dan tangkisan disambut riuh tepuk tangan penonton yang memadati arena.
Kasi Humas Polres Lombok Barat, AKP I Gede Gumiarsana, menambahkan, “Peresean ini adalah bagian dari upaya kami untuk melestarikan budaya Sasak. Kami juga ingin menunjukkan bahwa tradisi ini bisa dikemas secara modern dan menarik bagi masyarakat luas.”
Keamanan dan Ketertiban Terjaga
Acara yang berlangsung hingga pukul 18.00 WITA ini berjalan aman dan lancar berkat pengamanan ketat dari pihak kepolisian. Kapolsek Kediri, AKP Jahyadi Sibawaih, S.H., menjelaskan, “Kami telah menyiapkan pengamanan terbuka maupun tertutup untuk memastikan kenyamanan dan keamanan semua pihak yang hadir.”
Lebih dari Sekadar Pertarungan
Peresean “Belet Betatu Saling Kemos” Jilid II tidak hanya menjadi ajang adu ketangkasan, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, termasuk Pemdes Desa Dasan Baru, ketua tim kesehatan Lombok Barat, dan ketua panitia penyelenggara.
Ketua panitia, Roni Sianturi, mengungkapkan rasa syukurnya atas suksesnya acara ini. “Kami berharap Peresean ini bisa terus digelar dan menjadi agenda rutin yang dinantikan masyarakat Lombok Barat,” ujarnya.
Tradisi Sasak yang Mendunia
Peresean adalah salah satu kekayaan budaya Sasak yang telah mendunia. Tradisi ini tidak hanya menarik minat wisatawan lokal, tetapi juga mancanegara. Dengan adanya acara seperti Peresean “Belet Betatu Saling Kemos” Jilid II, diharapkan tradisi ini akan semakin dikenal dan dihargai oleh generasi muda.
Keberlanjutan Budaya dalam Era Modern
Di tengah arus modernisasi, penting bagi masyarakat Lombok untuk tetap menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur. Peresean “Belet Betatu Saling Kemos” Jilid II adalah bukti nyata bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan.
Dengan dukungan dari pemerintah, tokoh masyarakat, dan seluruh lapisan masyarakat, diharapkan tradisi Peresean akan terus hidup dan berkembang, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Lombok.
Final Peresean “Belet Betatu Saling Kemos” Jilid II telah usai, namun semangat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya akan terus bergema. Semoga acara ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus melestarikan budaya Sasak, agar tetap lestari dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Lombok.