Mataram, NTB – Di tengah semaraknya perayaan Nyepi di Mataram, sebuah karya seni monumental menarik perhatian. Ogoh-ogoh Sangkakala Wijaya, hasil kreasi pemuda Banjar Ambengan, bukan hanya memancarkan kegagahan, tetapi juga membawa pesan penting tentang keteguhan dan kelestarian lingkungan.
Dibuat dengan dedikasi selama dua bulan, ogoh-ogoh ini bukan sekadar patung. Di balik kemegahannya, terdapat 25 kilogram koran bekas dan bambu yang diubah menjadi karya seni yang mempesona. I Wayan Suaryasa, arsitek di balik karya ini, menjelaskan, “Visi kami adalah untuk mengkampanyekan kebersihan lingkungan bebas sampah plastik.”
Kreativitas pemuda Banjar Ambengan tidak hanya berhenti di situ. Di bawah kepemimpinan I Gusti Agung Bagus Widnyana Yoga, mereka menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dengan memanfaatkan bahan-bahan daur ulang. Upaya ini menjadi langkah kecil namun signifikan dalam menjaga kelestarian alam.
Banjar Ambengan bukan hanya berpartisipasi dalam festival ogoh-ogoh, tetapi juga mendominasi dengan menjadi juara berturut-turut selama empat tahun. Kreativitas mereka tidak terbatas pada bentuk, tetapi juga narasi yang menghidupkan karakter ogoh-ogoh, menjadikan setiap karya lebih dari sekadar objek.
Walikota Mataram H. Mohan Rohliskana, dalam sambutannya di pelepasan pawai ogoh-ogoh, mengungkapkan, “Perayaan Nyepi di Mataram kini memiliki makna yang lebih dalam. Ogoh-ogoh ramah lingkungan ini menjadi bukti bahwa tradisi Bali tidak hanya menjaga nilai-nilai spiritual, tetapi juga peduli terhadap lingkungan hidup.”
Lebih dari sekadar perayaan Nyepi, ogoh-ogoh Sangkakala Wijaya dan karya-karya Banjar Ambengan menunjukkan bagaimana tradisi dan kepedulian terhadap lingkungan dapat berjalan seiring, menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang.