Mataram – Penjabat (PJ) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Nusa Tenggara Barat , Ir. Hj. Lale Prayatni Gita Ariadi menjadi narasumber dalam workshop Pekar (Pengembangan Karakter) yang diselenggarakan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) se Kota Mataram dengan mengusung tema _Ciptakan karya bersama dengan karakter berjiwa kuat, berintegritas, dengan mental sehat_. Dalam workshop tersebut Bunda Lale menekankan pentingnya menerapkan Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digital (PAAREDI) sebagai panduan dalam mendidik generasi muda di tengah kemajuan teknologi.
Dalam paparannya, Bunda Lale menyampaikan PAAREDI ditujukan untuk meningkatkan peran keluarga (orang tua) dalam membentuk dan membangun karakter setiap anggota keluarga dengan menerapkan pola asuh yang tepat, sehingga pola asuh remaja di era digital mampu mewujudkan karakter keluarga yang berakhlak mulia dan bermoralkan falsafah Pancasila.
“Era digital membawa dampak signifikan pada pola asuh anak dan remaja. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai pendidik dan orang tua untuk mengadopsi PAAREDI. Ini bukan hanya tentang pengawasan, tetapi juga membimbing anak-anak kita dalam menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab,” jelas Bunda Lale saat memaparkan materi di Aula SMAN 1 Mataram, (04/01/2024).
Dilanjutkan, Bunda lale bahwa TP PKK memiliki program yang dinamakan PKK Goes to School, ditujukan untuk lebih dekat dengan anak-anak remaja.
Bunda Lale juga memaparkan Latar belakang dihadirkannya PAAREDI oleh TP PKK Provinsi diantaranya meningkatnya penyalahgunaan Napza di kalangan anak remaja sehingga pada tanggal 28 Oktober 2023 kemarin Ketua TP PKK membuat Ikrar pelajar anti narkoba dan kekerasan untuk di ikrarkan setiap apel upacara bendera tentunya itu dilakukan untuk mencegah hal-hal tersebut terjadi. Meningkatnya angka kekerasan dalam rumah tangga, dan jumlah kekerasan terhadap anak, meningkatnya angka perdagangan anak, dan menurunnya nilai-nilai gotong royong di individu dan masyarakat.
“Tentu Latar belakang hadirnya PAAREDI ini diantaranya meningkatnya penyalahgunaan Napza di kalangan anak remaja, kekerasan dalam rumah tangga dan anak,” jelas Bunda Lale.
Workshop itu dihadiri oleh perwakilan OSIS dari berbagai sekolah di Kota Mataram. Bunda Lale berbagi pengalaman dan wawasan tentang bagaimana teknologi dapat menjadi alat pendidikan yang efektif dan sekaligus memahami risiko-risiko yang mungkin timbul, bahkan Bunda Lale mengajak para pelajar yang hadir untuk menjadi Konselor muda untuk teman-teman sebayanya agar permasalahan remaja yang ditemui tidak dilampiaskan pada hal-hal negatif (kekerasan, bullying, pernikahan dini, dan Narkoba).
“Untuk anak-anaku yang hadir mewakili teman-teman nya dari sekolah masing-masing
Mari menjadi konselor sebaya untuk memberikan mereka pemahaman terkait bahayanya Pernikahan dini, Narkoba, bullying dan kekerasan,” tambah Bunda Lale.
Peserta workshop juga diajak untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman dalam menghadapi tantangan yang muncul seiring dengan perkembangan teknologi. Bunda Lale berharap agar kegiatan tersebut dapat menjadi wahana untuk membangun kesadaran bersama dalam mendidik generasi muda yang tangguh di era digital.
“Semoga kegiatan ini menjadi wadah dalam membangun generasi muda yang tangguh di era digital,” tutupnya.